Nasabah Bijak Menjadi Kunci Keselamatan Finansial di Era Digital

Nasabah bijak BRI
dok.freepik.com

Ada yang masih ingat dengan ramainya kabar penipuan melalui Whatsapp atau SMS dengan mengatasnamakan Customer Service BRI?

Pada pesan singkat tersebut disampaikan adanya perubahan biaya administrasi yang harus dibayar nasabah. 

Saya lupa informasi yang disampaikan selanjutnya bagaimana. Namun, banyak teman yang berkabar, informasi perubahan biaya administrasi itu adalah penipuan.

Sebagai nasabah BRI, saya sempat khawatir juga dengan kondisi tersebut. Si penipu mungkin menghubungi nomor kontak nasabah secara acak. Mereka yang akhirnya dihubungi, sebut saja sedang apes.

Nah, pelajaran selanjutnya tentu saja lebih penting. Apa yang harus kita lakukan agar kita terlindungi dari penipuan sejenis? 

Terlebih baru-baru saja beredar kabar 1,3 miliar data KTP nomor kartu seluler warga Indonesia yang didaftarkan ke Kominfo. 

Data tersebut dikabarkan bocor dan dijual di forum peretas Breach Forums akhir Agustis lalu. Sejauh ini, pemerintah menyangkal terjadi kebocoran data.

Namun, kita sebagai pemilik KTP tetap khawatir terhadap keamanan data kita. Apakah data kita termasuk dalam 1,3 miliar data yang dijual?

Pasti semua orang berharap data miliknya aman dari peretasan. Selanjutnya, apa yang harus dilakukan? 

Teorinya sih selalu disarankan agar bijak menjaga penggunaan data pribadi kita. Konkretnya bagaimana? 

Kebocoran Data Pribadi di Indonesia Sepanjang 2022

Respons Menkominfo, Johnny G. Plate,terhadap laporan pencurian data masyarakat tidak sesuai harapan.  Pak Menteri meminta masyarakat seharusnya bisa menjaga data pribadi masing-masing, 

Kontan netizen bereaksi,"Memangnya selama ini kita ngapain, Pak?" 

Beragam komentar netizen bertebaran di semua platform media sosial. Mereka tak sepakat dengan pernyataan Menkominfo. Bagi netizen, mereka sudah berupaya menjaga data pribadinya. 

Namun, pada praktiknya banyak prosedur di negeri ini yang mengharuskan kita memasukkan data NIK untuk semua urusan administrasi. 

Sebutlah beberapa contoh, saat registrasi kartu operator seluler (SIM CARD), daftar aplikasi Peduli Lindungi, dan sebagainya.

Nah, pendaftaran registrasi SIM CARD menjadi semacam pintu masuk terhadap terbukanya data pribadi di dunia perbankan juga di urusan lain, seperti daftar aplikasi market place. Semua meminta nomor ponsel yang otomatis akan terhubung dengan NIK. 

Nomor Induk Kependudukan (NIK) di E-KTP pasti akan menghubungkan semua data pribadi. Mulai dari tempat tanggal lahir, alamat, anggota keluarga yang tergabung dalam Kartu Keluarga (KK). 

Urusan seputar data pribadi bisa menjadi panjang dan berbahaya bila ada di tangan pihak tidak bertanggung jawab.

Seberapa urgent masalah keamanan data pribadi di Indonesia? Mari kita lihat laporan kebocoran data pribadi sepanjang tahun 2022 di negeri ini.  


nasabah bijak, penyuluh digital, BRI


Pada infografis disebutkan ada enam kebocoran besar data pribadi sejak Januari hingga September 2022. Sebenarnya kebocoran data pribadi sudah terjadi bertahun-tahun sebelumnya. 

Pengambilan sample tahun 2022 ini supaya lebih dekat saja tahunnya.  Merujuk pada laporan Tempo, ada tiga kasus kebocoran data pada Januari 2022.  Kebocoran data menimpa Bank Indonesia Cabanh Bengkulu dan cabang di 20 kota lain di Indonesia. 

Masih di bulan Januari 2022, sejumlah data pasien di beberapa rumah sakit di Indonesia juga mengalami kebocoran.  Nama dan foto pasien, rumah sakit, hasil tes Covid-19, dan hasil pindai X-ray. 

Kebocoran data pelamar kerja di PT Pertamina Trainind and Consulting juga terjadi pada Januari 2022.  Data ini dibocorkan di situs raid forum pada 12 Januari 2022. 

Kebocoran data pun dialami PLN. BUMN ini mengalami kebocoran data 1,7 juta pelanggannya.  Kabar tersebut terkuak setelah menjadi trending topic di Twitter ketika ada yang membahas tangkapan layar dari situs breached.to.

Selain dua BUMN yang mengalami kebocoran data, Jasamarga dan Indihome pun harus mengakui data pribadi pelanggannya diretas. 

Sebanyak 26,7 juta data pengguna Indihome diketahui bocor dari situs breached.to. Data itu berisi catatan browsing dan data personal pengguna Indihome.

Sementara itu, kabar bocornya data pelanggan Jasa Marga Tll-Road Operator (JMTO) diketahui dari akun Desorden yang mengunggahnya di breached.to.  
 

Tips Menjadi Nasabah Bijak di Era Digital

Rendahnya jaminan keamanan data pribadi di Indonesia membuat masyarakat harus lebih aware terhadap keamanan datanya masing-masing.  

Bagaimana caranya membangun kesadaran tersebut? Tentu dibutuhkan kepedulian bagi mereka yang mengetahui sekaligus memahami urgensi menjaga data pribadi. Setahu saya, ada komunitas melek teknoogi informasi yang sudah terbentuk sekira lima tahun lalu. 

Komunitas melek teknologi informasi ini seyogyanya bisa menjadi penyuluh digital bagi masyarakat awam. Penyuluhan digital yang diberikan bisa berupa tips praktis menjaga data pribadi di internet.

Jadi, apa saja tips yang bisa diterapkan agar kita menjadi nasabah bijak di era digital yang keras ini?


penyuluh digital, BRI, Nasabah Bijak


Merujuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada tiga tips penting yang harus kita terapkan agar data pribadi kita terutama di sektor perbankan aman dan selamat. 

1.  Konfirmasi ke laman resmi atau nomor kontak resmi bank.

Langkah itu harus kita lakukan apabila  apabila ada pemberitahuan melalui SMS atau telepon yang berkaitan dengan rekening kita. 

Biasanya pemberitahuan itu meminta data rahasia, seperi user, password, dan OTP (One Time Password) kepada pihak lain, baik melalui link/tautan maupun jejaring pesan singkat.

2. Aktifkan fitur verifikasi dua langkah. 

Amankan pernagkat seluler kita dengan mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah seperti menggunakan pindai sidik jari atau wajah. 

Diharapkan pengamanan ganda ini bisa melindungi rekening kita dari scamming atau kebocoran data.

3. Hindari menggunakan WiFi Publik

Mungkin oke-oke aja sih download film atau nonton streaming pakai WiFi publik. Namun, jangan sekalipun kita bertransaksi perbankan menggunakan WiFi publik.  Sebaiknya gunakan jaringan internet pribadi agar aman. 

---

Langkah-langkah antispatif ini bisa kita sebut sebagai ikhtiar di tengah mudahnya data pribadi bocor di negeri ini. Nasabah bijak pasti berhati-hati menjaga dan menggunakan data pribadinya. Salam :)

No comments