Showing posts with label Amilia Agustina Penerima Satu Indonesia Awards 2010. Show all posts

Wujud Nyata Peduli Sampah Menobatkan Amilia Agustin Menjadi Ratu Sampah


Daur ulang sampah

Peningkatan jumlah limbah padat, cair, dan gas yang kita hasilkan menjadi salah satu masalah lingkungan serta kesehatan yang kita hadapi saat ini. Meskipun sudah banyak dari kita terbiasa membuang sampah di tempat pembuangan sampah, semua limbah ini tidak akan lenyap begitu saja ketika truk sampah mengangkutnya dari lingkungan rumah atau ruang-ruang publik ke tempat pembuangan sampah akhir.

Limbah yang dibuang itu harus diolah. Apabila semua orang bergantung pada tempat pembuangan sampah, bisa saja kelak kita tenggelam dalam tumpukan sampah kita sendiri. Pertanyaan pertama yang sering muncul adalah bagaimana caranya kita bisa menghasilkan lebih sedikit sampah dan apa yang harus kita lakukan dengan sampah?

Solusi utama dari pertanyaan tersebut adalah mencegah produksi sampah secara umum dan sampah perkotaan secara khusus. Apabila dua faktor tersebut konsisten dilakukan akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi beberapa produk.

Tentu saja kita tidak mungkin juga menghindari produksi yang menghasilkan beberapa jenis limbah. Karena itu, solusi permasalah ini adalah daur ulang.

Daur ulang  adalah proses industri yang tujuannya mengubah limbah secara umum dan limbah perkotaan secara khusus. Limbah yang sudah dikelola itu bisa diolah menjadi produk yang mirip dengan produk asli atau produk lain.

Istilah daur ulang muncul pada akhir tahun 80-an. Saat itu, muncul kesadaran bahwa bahan-bahan tak terbarukan sedang dihabiskan dengan kecepatan yang jauh melebihi proses pembentukannya.

Sesuai dengan istilahnya, daur + ulang, hal pertama yang harus kita perhatikan soal limbah padat adalah mengurangi jumlahnya dari tempat asalnya.

Amilia Agustin Kelola Sampah demi Lingkungan Bersih dan sehat 



Mendaur ulang sampah menjadi salah satu langkah yang dilakukan Amilia Agustin dalam mengelola sampah. 

Menurut Amilia, ada banyak keuntungan dari melakukan daur ulang sampah. Apa saja keuntungannya? 

Keuntungan Daur Ulang


Daur ulang mempunyai beberapa keuntungan untuk mewujudkan zero waste dalam kehidupan sehari-hari

1. mengurangi eksploitasi sumber daya alam.

2. mengurangi konsumsi energi 
3. membantu pelestarian bahan bakar fosil.

Karena membantu pelestarian bahan bakar fosil, daur ulang membantu mengurangi masalah lingkungan besar yang sedang kita hadapi saat ini. Efek rumah kaca, rusaknya lapisan ozon dan hujan asam, polusi air dan tanah, kondisi kesehatan, serta kualitas hidup di perkotaan dan perdesaan.

Daur ulang sebenarnya lebih murah ketimbang menimbun atau membakar sampah. Apabila kita aktif melakukan daur ulang atau memilah sampah, lingkungan tempat tinggal kita tidak hanya menjadi lebih bersih dan sehat, tetapi juga pola pikir kita menjadi lebih efektif mengelola limbah lingkungan sekitar.

Keberhasilan daur ulang bergantung pada warga dalam pemisahan sampah domestik.  Warga harus rajin dan telaten memisahkan sampah dengan tepat, memperhatikan aturan pemisahan, dan harus meletakkannya di tempat pembuangan yang benar. 

Kampanye kesadaran memilah sampah yang dilakukan pemerintah diwujudkan dalam penyediaan tempat sampah sesuai jenisnya. Ada tempat sampah organik, anorganik, dan limbah berbahaya. Tujuannya tentu saja agar limbah dapat didaur ulang lebih jauh oleh industri daur ulang. Selain sampah rumah tangga yang bisa dikelola sendiri di rumah. 

a. daur ulang sampah organik
Sampah organik umumnya menjadi limbah paling banyak dihasilkan rumah tangga. Sampah organik berupa sisa makanan dan dedaunan kering. Selain dua hal itu, tulang ikan, bangkai hewan, dan kayu menjadi sampah organik yang cukup merepotkan.

Pengolahan sampah organik biasanya menggunakan alat komposter. Alat ini terdiri dari tutup, wadah, pipa udara, pintu hasil, penyaring dan sudah dilubangi di bawahnya untuk lubang udara atau outlet air.

b. daur ulang sampah anorganik
Nah, kalau pengolahan sampah anorganik relatif lebih rumit ketimbang sampah organik. Biasanya sih perlu bantuan dari pihak lain untuk mengolahnya. Yang kita lakukan di rumah memilah sampah anorganik lalu membawanya ke tempat pengolahannya.
  • daur ulang plastik
Mungkin ada yang familiar dengan ecobrick? Ini adalah hasil daur ulang produk botol mineral yang diisi guntingan plastik kemasan terutama plastik berwarna. Di kelurahan kami, ecobrick ini selanjutnya dijual ke Shopee sebagai pengepul. Syaratnya botol mineralnya penuh banget oleh guntingan plastik.

Ecobrick ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahkan bisa dibuat menjadi kursi, meja hingga pengganti batu bata dalam pembuatan rumah.
  • daur ulang kertas
Daur ulang kertas dimulai dengan pemisahan di rumah. Kertas dikumpulkan, baik dari rumah maupun setelah dibuang di tempat sampah. Selanjutnya kertas ini dibawa ke tempat penyortiran sampah atau dibawa ke pabrik daur ulang. 

Ada beberapa jenis bahan yang mencemari kertas, membuatnya sulit didaur ulang. Tabel berikut ini menunjukkan jenis kertas yang dapat dan tidak dapat didaur ulang 





Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi produksi limbah?

Pencegahan menjadi salah satu usaha dalam mengurangi produksi sampah dan mendorong penggunaan ulang. 


Sebagai pengguna akhir, kita bisa membantu mencegah produksi sampah dengan menahan diri untuk tidak membeli beberapa jenis produk, seperti minuman ringan karena berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.

Biasakan jangan menggunakan peralatan makan sekali pakai. Gunakan serbet dari lap dan tisu bukan dari kertas. Oh ya, ketika berbelanja, kita harus memakai tas nilon atau katun atau pakai tas yang kita dapat dari supermarket.

Tak hanya itu, agar zero waste lifestyle diterapkan konsisten, belilah kemasan keluarga yang menghasilkan sampah lebih sedikit. Kita harus ingat bahwa produksi limbah dalam jumlah besar berhubungan dengan proses produksi, transportasi, dan komersialisasi barang jadi.

Satu-satunya cara mengurangi limbah dalam jumlah yang berarti adalah dengan mengubah perilaku kita serta mulai mengurangi konsumsi. Jaga bumi dengan mendaur ulang dan mengendalikan diri. Salam :)

Amilia Agustin Dedikasi Tak Kenal Lelah Kelola Sampah


Adalah Amilia gadis yang mendapat julukan Ratu Sampah dari teman-temannya. Julukan itu bukan ejekan, melainkan kekaguman terhadap kegigihannya mengelola sampah. Gadis kelahiran Bandung 27 tahun lalu ini mulai menggeluti sampah sejak ia duduk di bangku SMP.

Mulanya ia merasa trenyuh melihat seorang bapak sedang makan tanpa mencuci tangan lebih dulu. Bapak itu duduk di samping gerobak penuh sampah dekat kompleks sekolahnya. Gadis berusia 14 tahun ini khawatir sampah di gerobak tersebut berasal dari sekolahnya.

“Kalau bapak itu sakit,kita bisa kena dosanya karena menjadi penyebab,” batin Ami.

Untuk meredakan kekhawatirannya, Ami curhat kepada guru Biologi sekaligus pembimbingnya di kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). Ami meminta saran Ibu Nia mengenai tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sampah itu.

Ibu Nia menyarankan Ami dan para pegiat ekstrakurikuler KIR untuk mendatangii Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB). Yayasan ini bergerak di bidang pengomposan dan pemilahan sampah.

Setelah mengenal mekanisme pemilahan sampah, Ami dan teman-temannya di sekolah mulai rutin belajar di YPBB. Pengalaman mereka selama belajar di YPBB secara tidak langsung menjadi pembuka langkah kampanye zerowaste.

Berawal dari Tempat Sampah Kardus

Pada tahun 2009, kampanye zerowaste atau upaya meminimalisasi produksi sampah belum populer di kalangan anak muda. Jadi, bisa dikatakan aktivitas Ami dan teman-teman ekskulnya memilah sampah lalu membuat tempat sampah organik dan anorganik merupakan inovasi di masa itu.

“Kami membuat tempat-tempat sampah dari kardus pada tahun 2008. Tempat sampah tersebut kami taruh di setiap kelas. Masing-masing kardus ditempeli tulisan sampah organik atau sampah anorganik.”

Penggunaan kardus sebagai tempat sampah mengundang kritik dari berbagai pihak, baik guru maupun teman-temannya. Agar tampil lebih estetis, tim pun membungkun kardus dengan aneka kerdas kado supaya tampak menarik.

Long short story, Ami berupaya mencari cara agar kampanye memilah sampah bisa diterima dan dilakukan serempak di sekolahnya. Saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) SMP 11 Bandung, Ami mengampanyekan gerakan memilah sampah kepada siswa-siswa kelas X.

Kampanye Zerowaste akhirnya bisa menjadi subdivisi ekskul KIR di sekolahnya. Seiring waktu berjalan, kegiatannya tidak hanya memilah sampah, tetapi juga menyulap sampah menjadi barang bermanfaat. Ami memprakarsai pembuatan tas dari bungkus kopi yang dilakukan ibu dari salah satu teman sekolahnya.


Penerima Satu Indonesia Awards 2010
dok.sumbar.antaranews.com

Pekerjaan menjahit bungkus kopi menjadi tas membutuhkan tenaga kerja lebih dari satu orang. Untuk itu, Ami dan teman-temannya mengajak ibu-ibu lain berpartisipasi membuat tas dari bungkus kopi. Tas-tas hasil kerajinan tangan ini kemudian diperkenalkan sebagai produk-produk daur ulang pada acara-acara sekolah.

Kegigihan Amilia dan teman-temannya memilah sampah lalu menyulapnya menjadi produk bermanfaat membuat Ibu Nia tergerak mendaftarkan anak-anak didiknya dalam kompetisi SATU Indonesia Awards Tahun 2010 di bidang lingkungan.

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, Ami akhirnya berhasil menjadi penerima Astra Satu Indonesia Award di bidang lingkungan. Ia pun mencatatkan diri sebagai peraih termuda penghargaan tersebut.

Inovasi Amilia Pasca Menerima Astra Satu Indonesia Award

Langkah pertama yang dilakukan Ami pasca menerima hadiah dari Astra Satu Indonesia Award adalah membeli mesin jahit untuk para ibu agar lebih mudah bekerja mendaur ulang sampah, salah satunya menjahit tas dari bungkus kopi.

Ami meninggalkan SMP 11 Bandung sebagai Sekolah Bebas Sampah yang ia rintis bersama teman-temannya. Sekolah tersebut hingga hari ini masih terus aktif melakukan pemilahan sampah lalu mengelolanya menjadi produk yang bisa digunakan kembali.

Selepas SMP, Ami melanjutkan pendidikan ke SMA 11 Bandung. Ide-ide kreatifnya makin mengalir. Ia mendirikan Komunitas Bandung Bercerita. Kegiatan di komunitas ini mendidik anak-anak yang biasa bermukim di dekat rel kereta api di Kota Bandung.

Aktivitas di Komunitas Bandung Bercerita berhasil membuat modul “101 Creative Teaching”. Isi modul itu tentang tips mengajak anak agar semangat belajar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan menduplikasi modul ini untuk digunakan saat mendampingi anak-anak penyintas korban bencana.

Kepeduliannya pada masalah lingkungan hidup terus berlanjut saat melanjutkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali. Sebenarnya Ami ingin berkuliah di Jayapura agar bisa mengajar anak-anak Papua. Namun, sang ibu berkeberatan. Pucuk dicinta, Ami lulus di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.

Di kampusnya, Ami terus bergelut dengan bank sampah. Bersama Astra, ia memberdayakan desa-desa di Bali untuk mengelola sampah. Peraih predikat cumlaude ketika lulus tahun 2018 ini juga aktif mengurusi sampah di laut dan membuat kebun untuk anak kost agar hasil kebunnya bisa menghemat pengeluaran makan sehari-hari.

Kini Ami sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional bonafide. Gadis berzodiak Aries ini masih terus mengampanyekan masalah lingkungan. Ia tetap mendedikasikan dirinya pada pengelolaan sampah demi kesejahteraan masyarakat.