Showing posts with label e-commerce. Show all posts

BRIncubator Menyiapkan UMKM Indonesia Siap Bersaing di Era Industri 4.0

Inkubator Bisnis

Saat saya masih kinyis-kinyis di awal usia 20an, saya pernah bergabung dengan pusat inkubator bisnis milik salah satu perguruan tinggi ternama di Kota Bandung. Lembaga ini memberikan fasilitas dan pendampingan kepada anak-anak muda yang merintis usaha di berbagai bidang. Ada sekira sepuluh tenant di lembaga itu. Semuanya merintis usaha sesuai minat dan basic ilmu masing-masing.

Saya yang berkecimpung di bidang jurnalistik sejak semester pertama kuliah bergabung dengan kawan-kawan yang  merintis usaha di bidang media. Nama media kami Entrepreneur Indonesia (EI). EI merupakan majalah yang fokus di dunia usaha. Kami bahu-membahu belajar mengelola usaha. Harapannya, setelah lima tahun ada di lembaga ini, EI bisa mandiri dan melesat menjadi media yang diterima masyarakat Indonesia.

Sayang, majalah kami tidak bertahan lama. Kabarnya, ada majalah di Amerika dengan nama Entrepreneur  juga yang menggugat majalah EI. Atas nama HAKI, majalah Amerika itu menggugat EI sekian miliar rupiah. Tentu saja kami takpunya dana sebanyak itu. Akhirnya dengan sangat berat hati, kami angkat koper dari lembaga itu dan meneruskan perjalanan sendiri-sendiri.

Beberapa teman tetap konsisten menjadi entrepreneur. Mereka kini bisa berbangga hati menjadi pengusaha sukses. Seorang teman malah sukses menjadi pengusaha di bisnis media. Menurut para pengusaha ini, pusat incubator bisnis sangat berjasa bagi perjalanan usaha mereka. Begitu pula bagi saya.

Saat  PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. meluncurkan program inkubasi bisnis untuk UMKM dan mengundang blogger untuk meliputnya, saya sangat mengapresiasi undangan itu. Ini seperti napak tilas ke masa lalu. Pokoknya kalau ada label incubator bisnis, saya teringat masa muda. So sentimentil . . .

Launching BRIncubator

www.siswiyantisugi.com
Supriatna dan Rina dari RKB serta Bambang dari BRIncubator (dari kiri ke kanan)
Peluncuran BRIncubator tanggal 3 Oktober 2018 di Kota Bandung merupakan penyelenggaraan ketiga. Sebelumnya di Kota Solo, 28 September silam. Program inkubasi ini fokus kepada pelaku UMKM sektor pariwisata, pertanian subsektor kuliner, fashion, dan kriya. Tujuannya agar UMKM yang dibina lebih terstruktur berbasis teknologi dan dapat menciptakan teknopreneur di seluruh pelosok Indonesia.

Tujuan BRIncubator  ini sejalan dengan derap industri 4.0 : Go Online; Go Digital.  Karena itu, pada peluncurannya, pihak BRIncubator juga mengajarkan cara menggunakan e-banking. E-banking ini merupakan salah satu upaya BRIncubator untuk membimbing pelaku UMKM agar menjadi UMKM unggulan yang well literate.  Artinya, pelaku UMKM diharapkan memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan. 
www.siswiyantisugi.com
produk e-banking BR

baca juga Pentingnya UKM Melek E-commerce

Secara umum, peserta BRIncubator adalah para pelaku usaha berusia sangat matang. Jadi, banyak yang masih merasa ribet kalau harus pakai e-banking, termasuk saat diminta menggunakan instagram untuk mempromosikan produknya. “Saya nggak sempat promosi di Instagram. Sudah sibuk banget ngurus produksi,”curhat Ibu Diva pemilik usaha makanan olahan daging,ikan, dan susu.

Ibu Diva adalah salah satu peserta dari 110 pelaku UMKM yang terpilih untuk ikut BRIncubator. Sebagian dari peserta ini adalah nasabah BRI. Namun, BRIncubator ini tidak eksklusif untuk nasabah BRI saja, tetapi terbuka untuk semua pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usahanya dengan pendampingan dari BRIncubator.

Rumah Kreatif BUMN BRI Kota Bandung

Bagaimana caranya bergabung dengan BRIncubator? Caranya mudah saja. Pelaku UMKM di wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi Sumedang, dan sekitarnya bisa menghubungi Rumah Kreatif BUMN (RKB) BRI Kota Bandung. Semua pelaku UMKM bisa mendaftar, baik pemula maupun yang usahanya sudah berjalan lama. RKB Bandung berlokasi di jalan Jurang No. 50, Pasteur Sukajadi, Kota Bandung. Nomor kontaknya 02282602848. Di sana, pelaku UMKM akan mendapat pelatihan, seminar, dan temu komunitas. Semuanya cuma-cuma.

Ketua RKB Bandung, Supriatna, menjelaskan ada 1200 pelaku UMKM yang terdaftar sejak berdiri bulan Juni 2017 lalu. BIdang usahanya antara lain craft, kuliner, fashion, dan kesehatan. RKB berharap bisa menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya melalui berbagai pelatihan. Selain itu, di RKB, para pelaku UMKM bisa saling memperkenalkan produknya agar terbuka peluang kolaborasi di antara mereka.

Selama setahun berdiri, RKB sudah menyelenggarakan seratus sepuluh pelatihan. Pelatihan itu di antaranya adalah manajemen, pembukuan, pemasaran,dan  digital marketing, desain produk, dan peng emasan. Untuk pelatihan desain dan pengemasan produk, RKB bekerja sama dengan Fakultas Desain Komunikasi Visual, Unikom.  
UMKM kriya (craft ) binaan RKB Bandung

UMKM kriya (craft) binaan RKB Bandung 
Setelah pelatihan, anggota RKB akan diajak mengikuti berbagai pameran. 

Pameran terbaru yang akan diikuti Oktober ini adalah Trade Export Indonesia (TEI) di salah satu mall di Tangerang. Di sana anggota RKB Bandung akan mempraktikkan hasil pelatihan tentang materi ekspor-impor yang sudah diterima sebelumnya.



Meskipun pelatihannya tidak berbayar, RKB berharap anggotanya mempunyai komitmen kuat untuk mengembangkan usaha mereka. “Kalau mereka tidak punya komitmen, semua pelatihan yang diterima tidak ada gunanya,” jelas Supriatna.

Sebagai informasi, BRIncubator merupakan program pertama yang diluncurkan RKB milik BRI. 

Jadi, semua BUMN punya RKB, tapi baru RKB milik BRI yang meluncurkan program BRIncubator. Solo, Bandung, Makassar, Malang, dan Padang adalah lima kota yang menjadi pilot project BRIncubator. Ke depannya, program ini akan diperluas sehingga dapat menjangkau lebih banyak peserta dan kota di seluruh wilayah Indonesia. 

Hal yang tidak kalah penting adalah mekanisme pemilihan UMKM terbaik pada BRIncubator. Pada tahap akhir program BRIncubator,akan dipilih tiga puluh UMKM di program inkubasi dan program akselerasi. Selanju
tnya, tiga UMKM terbaik akan menerima hadiah berupa award untuk pengembangan usahanya. Ngatari, Pemimpin Wilayah BRI Bandung,  menyampaikan dibutuhkan sinergi dari seluruh pihak untuk memajukan para pelaku UMKM Indonesia agar siap bersaing di kancah global pada era digital. 





Pentingnya UKM Melek E-Commerce

 
foto : solusiukmcom
Beberapa tahun terakhir, e-commerce menjadi bahasan menarik yang ramai diperbincangkan. Perbincangan ini makin intens ketika online shop bermunculan bak cendawan di musim hujan. Mungkin hampir tiap bulan pasti ada iklan online shop baru di televisi. Itu baru online shop besar, belum online shop kecil-kecil yang muncul tiap hari. Benar kiranya jika era digital sangat menguntungkan mereka yang masuk golongan lazy market.

Golongan lazy market ini mulanya hanya segelintir orang, makin lama virus lazy market makin menyebar. Akhirnya, diakui atau tidak, virus lazy market menyerang hampir semua orang yang hidup di abad ke-22. Virus ini tidak hanya menghinggapi generasi milenial, tetapi juga  generasi baby boomers lho. 

Mengapa demikian? Karena semua orang pasti menyukai kemudahan. Semua orang pasti merasa senang dan nyaman jika hanya dengan sentuhan jari di atas keypad atau keyboard, ia  sudah bisa memenuhi sebagian besar kebutuhannya.

Jadi sebenarnya, apa sih tujuan e-commerce? Ternyata tujuan e- commerce adalah untuk memudahkan orang memenuhi kebutuhannya. E-commerce lahir sekira tahun 1999. Pada tahun itu, masyarakat Indonesia masih sangat awam dengan istilah e-commerce.  Wajar karena hanya segelintir orang yang bisa mengoperasikan internet di masa itu.

Online shopping yang pertama kali muncul adalah toko bagus. Kini berganti nama menjadi olx.co.id. Selain itu, ada kaskus yang menjadi tempat transaksi online terbesar di masanya. Belasan tahun kemudian, pelaku usaha yang membuka online shop semakin banyak. Sebutlah Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee, Blibli, dan sebagainya. 

Semakin banyak online shop, semakin keras persaingan di dunia e-commerce. Persaingan ini tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Setiap pelaku usaha, baik skala mikro, kecil, maupun menengah harus bergegas menyesuaikan diri dengan perubahan yang datang tanpa henti.

Retail is Detail

Membaca pentingnya pengetahuan pelaku usaha terhadap perkembangan e-commerce, SolusiUKM sebagai rumah digital pelaku UKM di Indonesia yang fokus pada solusi rapi pembukuan bekerja sama dengan Coconut Indonesia mengadakan diskusi untuk para pelaku UKM. Karena diselenggarakan pagi hari, diskusi ini pun dinamai Digital Breakfast #5. Bertajuk Retail is Detail, dua pembicara pada Digital Breakfast #5 mengupas tuntas berbagai faktor yang harus disiapkan para pelaku usaha agar siap menghadapi perubahan tren e-commerce. Tidak hanya itu, para pelaku usaha pun harus survive di tengah persaingan bisnis digital yang ketat. Selain mengenali medan perang (baca: peta persaingan), para pelaku usaha pun harus mempunyai pembukuan yang rapi.

Kuntowiyoga, Strategic Director Panenmaya Group, memulai pemaparannya dengan menyajikan lima besar online shop di Indonesia berikut total visitornya setiap bulan.

www.siswiyantisugi.com
infografis : https://dailysocial.id

Untuk apa informasi semacam ini kita ketahui? Agar sebagai pelaku usaha kita tahu market place yang tepat untuk produk jualan kita. Berdasarkan hasil survey, pada umumnya orang Indonesia menghabiskan Rp 481.000,00 setiap kali berbelanja online.

www.siswiyantisugi.com
infografis : https://dailysocial.id
Menyikapi besarnya animo masyarakat terhadap keberadaan online shop, para pelaku usaha harus memahami empat hal penting ini :

1. Identify / mengenali

  • identify who you are
  • identify where you are
  • identify what you're good at

Setiap pelaku usaha harus bisa mengenali posisi dirinya di dunia usaha. Apakah sebagai pencipta brand, distributor, atau retail. Untuk itu, ia harus melakukan penelitian pasar lebih dulu sebelum membuka online shop. Jika ia sudah bisa mengenali posisisnya, identifikasi atau kenali hal unik yang dimiliki produknya sehingga memiliki nilai jual. Perhatikan juga cara menetapkan harga barang. Jangan terlalu mage urah karena biasanya customer malah akan curiga. Harga sangat murah mungkin barangnya palsu.

2. Develop / mengembangkan

  • develop a presence
  • develop a solution, not only making product or service
  • develop story before sales
Setiap pelaku usaha harus bisa menjalin kedekatan dengan customer. Bagaimana caranya? Bisa dimulai dengan mendeskripsikan produk yang dijual melalui cerita di balik pembuatan produknya. Selain itu, pelayanan maksimal tetap diberikan pasca pembelian produk. Dengan kata lain, sebagai pelaku usaha, ia harus bisa memberikan solusi, tidak hanya membuat produk atau melayani customer saat belanja produk tersebut.

3. Engage
  • engage a target market
  • engage with a response
Setiap pelaku usaha harus bisa membidik pasar yang jelas. Maksudnya, ia harus mengetahui lebih dulu target pasarnya. Siapa saja yang membutuhkan produknya dan produk macam apa yang mereka inginkan. Platform IG dan FB menyediakan orang-orang yang mencari produk atau jasa yang mereka butuhkan secara spesifik. Inilah yang disebut sebagai big data.

4. Accelerate / percepatan

Setiap pelaku usaha harus selalu mengukur dan menganalisis jumlah modal yang dikeluarkan dengan laba yang diterima. Dengan pengukuran dan penganalisisan yang tepat, pelaku usaha bisa melakukan percepatan mengembangkan usahanya secara cerdas. Salah satu percepatan itu bisa berupa sistem pembukuan yang rapi.

Accurate Online

Menurut Lukman Bijak Bestari, Product Manager Accurate, ada tiga alasan umum pelaku usaha tidak melakukan pembukuan, yaitu :

1. Tidak paham akuntansi
2. Tidak mau ribet
3. Tidak ada waktu

www.siswiyantisugi.com
Tim Accurate Online ( foto:pribadi)

Berangkat dari ingin membantu para pegiat UKM dan UMKM menuntaskan masalah laporan keuangan mereka, Accurate Online diciptakan. Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang mampu menyajikan berbagai jenis laporan keuangan. 

Accurate Online sebagai software akuntansi mempunyai banyak kelebihan, di antaranya :
  1. Pegiat UKM dan UMKM tidak harus mahir akuntansi karena Accurate Online bisa menjadi asisten akuntansi yang andal.
  2. Accurate online menyajikan laporan keuangan secara akurat dan realtime.
  3. Accurate Online bisa memantau stok barang dengan mudah tanpa harus mengeceknya secar manual.
  4. Accurate Online terintegrasi dengan Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.
  5. Accurate Online juga terintegrasi dengan internet banking.
  6. Accurate Online pun bisa melakukan pemotongan pajak otomatis pada laporan keuangan perusahaan.
Teknologi pembukuan secanggih ini tentu sangat sayang dilewatkan. Kebetulan selama tiga puluh hari ke depan, Accurate Online memberi fasilitas coba gratis. Setelah selesai masa uji coba gratis, pengguna bisa membayar Rp 200.000,00 untuk berlangganan.

Harga yang sangat ekonomis untuk semua pelayanan laporan keuangan yang ditawarkan. Jadi, tunggu apa lagi? ilmu tahan banting di persaingan e-commerce sudah mumpuni. Jangan sampai usaha kacau hanya karena pembukuan yang salah penanganan.