“Bang-bing-bung,
yuk kita nabung,”
“Tang ting tung,
heei..jangan dihitung.”
“Tahu-tahu kita
nanti dapat untung.”
Petikan lirik Menabung ciptaan Titiek Puspa lamat-lamat muncul di benak saya. Lagu yang
dipopulerkan Saskia dan Giovanni belasan tahun silam ini masih pas dengan
kondisi sekarang. Ajakan menabung memang nggak ada matinya. Menabung merupakan
salah satu perilaku positif yang ditanamkan sejak dini di budaya mana pun.
Mungkin,
mulanya, setiap orang belajar menabung di celengan. Celengan berbagai bentuk
menjadi tabungan pertama. Biasanya celengan digunakan di usia balita hingga
lulus SD. Saat duduk di bangku SMP, isi celengan berpindah ke buku tabungan. Saya
masih ingat dulu menabung di kantor pos waktu kelas 7 SMP. Tabanas nama
tabungannya. Tabanas ini jenis tabungan yang dikeluarkan Bank Tabungan Negara
(BTN). Meskipun milik BTN, nasabah bisa menyetor uang tabungannya di kantor
pos. Mungkin pertimbangannya kantor pos relatif mudah diakses banyak orang
ketimbang harus datang ke bank. Pada tahun 90an, cabang-cabang bank belum berjamur seperti sekarang.
Hingga lulus
SMP, saya masih setia dengan Tabanas. Saat duduk di bangku SMA, saya mulai
melirik bank lain. Akhirnya, saya sukses pindah ke bank lain. Alasannya bukan
karena banyak fasilitas menarik yang ditawarkan bank tersebut, melainkan karena
ikut-ikutan teman. Ah, dasar ABG,urusan tempat menabung pun taklepas dari
pengaruh peer group.
Sayangnya,
bertahun kemudian saya harus ganti bank. Penyebabnya lagi-lagi bukan karena ada
program menarik dari bank lain. Saya ganti bank karena harus bayar SPP kuliah
di bank itu. Biar gampang aja. Alasannya serbapraktis, tidak ada pertimbangan
lain.
Nah, di tahun
ketiga kuliah, saya mulai peduli dengan tawaran-tawaran yang dipromosikan
banyak bank. Meskipun masih mahasiswa, saya sudah melek finansial. Saya belajar
mengelola isi dompet yang sedikit itu agar tidak besar pasak daripada tiang.
Yang saya
inginkan hanya satu, yaitu tidak ada biaya admin bulanan. Untuk mahasiswa,
rekening tabungan yang bebas biaya admin bulanan sangat berarti. Oh iya satu lagi, isi rekening bisa ditarik sampai tak bersisa adalah hal yang sangat membahagiakan.
Maklum...hidup bergantung pada kiriman orangtua hehehe..
Seiring
berjalannya waktu, saya lulus kuliah, bekerja, dan berumah tangga. Prioritasnya
bukan lagi rekening tanpa biaya admin bulanan atau rekening yang bisa
dikosongkan hingga saldo Rp 0,00 lagi. Saya mencari rekening yang praktis tanpa
harus memakai buku tabungan dan membawa kartu ATM ke mana-mana.
Tentang buku
tabungan ini, saya sempat direpotkan juga. Karena saya membuka rekening di
Ternate, pihak bank harus menghubungi cabang Ternate sebelum cabang Bandung
membuatkan buku tabungan baru. Sayangnya, cabang Ternate –kata customer service
cabang Bandung- tidak merespons email dia. Akibatnya, saya belum bisa
mendapatkan buku tabungan baru. Rempong banget
kan?
Akhirnya saya pasrah dan mengandalkan kartu ATM. Jangan sampai dia hilang.
Kalau hilang, semua urusan keuangan akan terhamba. Untuk mengurus kartu ATM
baru, saya harus punya buku tabungan. Seandainya ada tabungan online, saya pasti akan pindah ke tabungan
itu. Bukankah sekarang sudah era financial technology alias fintech? Selain
fasilitas m-banking dan lain sebagainya, semoga ada fasilitas yang lebih
praktis lagi dalam urusan perbankan.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Seorang teman bercerita
dia baru saja membuka tabungan berbasis aplikasi, namanya SOBATKU. Namanya mudah
diingat. Saya jadi penasaran apa sih SOBATKU?
SOBATKU merupakan produk simpanan/tabungan berbasis online yang dapat diakses melalui smartphone. Catet! Tanpa
biaya administrasi bulanan. Point ini makin membuat saya antusias untuk membuka
tabungan di SOBATKU.
Waktu pelayanannya pun lebih panjang dan lebih fleksibel mulai dari pukul 07.00
sampai dengan pukul 21.00 dibandingkan dengan layanan melalui cabang bank konvensional. Cihuy
banget kan?! Lagipula, Alfamart relatif mudah diakses ketimbang ATM. Jadi, pas butuh tunai,
bisa cepet tariknya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap para pengguna SOBATKU, KSP Mitra Sejati mengadakan program undian milyaran rupiah. Undian milyaran rupiah ini terdiri atas grand prize yang diundi tiap tiga bulan dan ada hadiah bulanan. Hadiah bulanannya berupa saldo SOBATKU senilai Rp
10 juta, Rp 5 juta, Rp 1 juta, Rp 500 ribu dan Rp 100 ribu untuk ratusan pemenang. Pada akhir
periode undian, total hadiah yang dipersembahkan SOBATKU adalah ribuan hadiah dengan miliaran Rupiah. Gimana? Seru bingits kan?!
*Artikel ini diikutsertakan dalam
lomba blog yang diselenggarakan oleh
Blogger Perempuan Network dan SOBATKU.
Artikel ditulis berdasarkan
pengalaman dan opini pribadi.