Showing posts with label lingkungan hidup. Show all posts

Wujud Nyata Peduli Sampah Menobatkan Amilia Agustin Menjadi Ratu Sampah


Daur ulang sampah

Peningkatan jumlah limbah padat, cair, dan gas yang kita hasilkan menjadi salah satu masalah lingkungan serta kesehatan yang kita hadapi saat ini. Meskipun sudah banyak dari kita terbiasa membuang sampah di tempat pembuangan sampah, semua limbah ini tidak akan lenyap begitu saja ketika truk sampah mengangkutnya dari lingkungan rumah atau ruang-ruang publik ke tempat pembuangan sampah akhir.

Limbah yang dibuang itu harus diolah. Apabila semua orang bergantung pada tempat pembuangan sampah, bisa saja kelak kita tenggelam dalam tumpukan sampah kita sendiri. Pertanyaan pertama yang sering muncul adalah bagaimana caranya kita bisa menghasilkan lebih sedikit sampah dan apa yang harus kita lakukan dengan sampah?

Solusi utama dari pertanyaan tersebut adalah mencegah produksi sampah secara umum dan sampah perkotaan secara khusus. Apabila dua faktor tersebut konsisten dilakukan akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi beberapa produk.

Tentu saja kita tidak mungkin juga menghindari produksi yang menghasilkan beberapa jenis limbah. Karena itu, solusi permasalah ini adalah daur ulang.

Daur ulang  adalah proses industri yang tujuannya mengubah limbah secara umum dan limbah perkotaan secara khusus. Limbah yang sudah dikelola itu bisa diolah menjadi produk yang mirip dengan produk asli atau produk lain.

Istilah daur ulang muncul pada akhir tahun 80-an. Saat itu, muncul kesadaran bahwa bahan-bahan tak terbarukan sedang dihabiskan dengan kecepatan yang jauh melebihi proses pembentukannya.

Sesuai dengan istilahnya, daur + ulang, hal pertama yang harus kita perhatikan soal limbah padat adalah mengurangi jumlahnya dari tempat asalnya.

Amilia Agustin Kelola Sampah demi Lingkungan Bersih dan sehat 



Mendaur ulang sampah menjadi salah satu langkah yang dilakukan Amilia Agustin dalam mengelola sampah. 

Menurut Amilia, ada banyak keuntungan dari melakukan daur ulang sampah. Apa saja keuntungannya? 

Keuntungan Daur Ulang


Daur ulang mempunyai beberapa keuntungan untuk mewujudkan zero waste dalam kehidupan sehari-hari

1. mengurangi eksploitasi sumber daya alam.

2. mengurangi konsumsi energi 
3. membantu pelestarian bahan bakar fosil.

Karena membantu pelestarian bahan bakar fosil, daur ulang membantu mengurangi masalah lingkungan besar yang sedang kita hadapi saat ini. Efek rumah kaca, rusaknya lapisan ozon dan hujan asam, polusi air dan tanah, kondisi kesehatan, serta kualitas hidup di perkotaan dan perdesaan.

Daur ulang sebenarnya lebih murah ketimbang menimbun atau membakar sampah. Apabila kita aktif melakukan daur ulang atau memilah sampah, lingkungan tempat tinggal kita tidak hanya menjadi lebih bersih dan sehat, tetapi juga pola pikir kita menjadi lebih efektif mengelola limbah lingkungan sekitar.

Keberhasilan daur ulang bergantung pada warga dalam pemisahan sampah domestik.  Warga harus rajin dan telaten memisahkan sampah dengan tepat, memperhatikan aturan pemisahan, dan harus meletakkannya di tempat pembuangan yang benar. 

Kampanye kesadaran memilah sampah yang dilakukan pemerintah diwujudkan dalam penyediaan tempat sampah sesuai jenisnya. Ada tempat sampah organik, anorganik, dan limbah berbahaya. Tujuannya tentu saja agar limbah dapat didaur ulang lebih jauh oleh industri daur ulang. Selain sampah rumah tangga yang bisa dikelola sendiri di rumah. 

a. daur ulang sampah organik
Sampah organik umumnya menjadi limbah paling banyak dihasilkan rumah tangga. Sampah organik berupa sisa makanan dan dedaunan kering. Selain dua hal itu, tulang ikan, bangkai hewan, dan kayu menjadi sampah organik yang cukup merepotkan.

Pengolahan sampah organik biasanya menggunakan alat komposter. Alat ini terdiri dari tutup, wadah, pipa udara, pintu hasil, penyaring dan sudah dilubangi di bawahnya untuk lubang udara atau outlet air.

b. daur ulang sampah anorganik
Nah, kalau pengolahan sampah anorganik relatif lebih rumit ketimbang sampah organik. Biasanya sih perlu bantuan dari pihak lain untuk mengolahnya. Yang kita lakukan di rumah memilah sampah anorganik lalu membawanya ke tempat pengolahannya.
  • daur ulang plastik
Mungkin ada yang familiar dengan ecobrick? Ini adalah hasil daur ulang produk botol mineral yang diisi guntingan plastik kemasan terutama plastik berwarna. Di kelurahan kami, ecobrick ini selanjutnya dijual ke Shopee sebagai pengepul. Syaratnya botol mineralnya penuh banget oleh guntingan plastik.

Ecobrick ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahkan bisa dibuat menjadi kursi, meja hingga pengganti batu bata dalam pembuatan rumah.
  • daur ulang kertas
Daur ulang kertas dimulai dengan pemisahan di rumah. Kertas dikumpulkan, baik dari rumah maupun setelah dibuang di tempat sampah. Selanjutnya kertas ini dibawa ke tempat penyortiran sampah atau dibawa ke pabrik daur ulang. 

Ada beberapa jenis bahan yang mencemari kertas, membuatnya sulit didaur ulang. Tabel berikut ini menunjukkan jenis kertas yang dapat dan tidak dapat didaur ulang 





Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi produksi limbah?

Pencegahan menjadi salah satu usaha dalam mengurangi produksi sampah dan mendorong penggunaan ulang. 


Sebagai pengguna akhir, kita bisa membantu mencegah produksi sampah dengan menahan diri untuk tidak membeli beberapa jenis produk, seperti minuman ringan karena berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.

Biasakan jangan menggunakan peralatan makan sekali pakai. Gunakan serbet dari lap dan tisu bukan dari kertas. Oh ya, ketika berbelanja, kita harus memakai tas nilon atau katun atau pakai tas yang kita dapat dari supermarket.

Tak hanya itu, agar zero waste lifestyle diterapkan konsisten, belilah kemasan keluarga yang menghasilkan sampah lebih sedikit. Kita harus ingat bahwa produksi limbah dalam jumlah besar berhubungan dengan proses produksi, transportasi, dan komersialisasi barang jadi.

Satu-satunya cara mengurangi limbah dalam jumlah yang berarti adalah dengan mengubah perilaku kita serta mulai mengurangi konsumsi. Jaga bumi dengan mendaur ulang dan mengendalikan diri. Salam :)

Amilia Agustin Dedikasi Tak Kenal Lelah Kelola Sampah


Adalah Amilia gadis yang mendapat julukan Ratu Sampah dari teman-temannya. Julukan itu bukan ejekan, melainkan kekaguman terhadap kegigihannya mengelola sampah. Gadis kelahiran Bandung 27 tahun lalu ini mulai menggeluti sampah sejak ia duduk di bangku SMP.

Mulanya ia merasa trenyuh melihat seorang bapak sedang makan tanpa mencuci tangan lebih dulu. Bapak itu duduk di samping gerobak penuh sampah dekat kompleks sekolahnya. Gadis berusia 14 tahun ini khawatir sampah di gerobak tersebut berasal dari sekolahnya.

“Kalau bapak itu sakit,kita bisa kena dosanya karena menjadi penyebab,” batin Ami.

Untuk meredakan kekhawatirannya, Ami curhat kepada guru Biologi sekaligus pembimbingnya di kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). Ami meminta saran Ibu Nia mengenai tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sampah itu.

Ibu Nia menyarankan Ami dan para pegiat ekstrakurikuler KIR untuk mendatangii Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB). Yayasan ini bergerak di bidang pengomposan dan pemilahan sampah.

Setelah mengenal mekanisme pemilahan sampah, Ami dan teman-temannya di sekolah mulai rutin belajar di YPBB. Pengalaman mereka selama belajar di YPBB secara tidak langsung menjadi pembuka langkah kampanye zerowaste.

Berawal dari Tempat Sampah Kardus

Pada tahun 2009, kampanye zerowaste atau upaya meminimalisasi produksi sampah belum populer di kalangan anak muda. Jadi, bisa dikatakan aktivitas Ami dan teman-teman ekskulnya memilah sampah lalu membuat tempat sampah organik dan anorganik merupakan inovasi di masa itu.

“Kami membuat tempat-tempat sampah dari kardus pada tahun 2008. Tempat sampah tersebut kami taruh di setiap kelas. Masing-masing kardus ditempeli tulisan sampah organik atau sampah anorganik.”

Penggunaan kardus sebagai tempat sampah mengundang kritik dari berbagai pihak, baik guru maupun teman-temannya. Agar tampil lebih estetis, tim pun membungkun kardus dengan aneka kerdas kado supaya tampak menarik.

Long short story, Ami berupaya mencari cara agar kampanye memilah sampah bisa diterima dan dilakukan serempak di sekolahnya. Saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) SMP 11 Bandung, Ami mengampanyekan gerakan memilah sampah kepada siswa-siswa kelas X.

Kampanye Zerowaste akhirnya bisa menjadi subdivisi ekskul KIR di sekolahnya. Seiring waktu berjalan, kegiatannya tidak hanya memilah sampah, tetapi juga menyulap sampah menjadi barang bermanfaat. Ami memprakarsai pembuatan tas dari bungkus kopi yang dilakukan ibu dari salah satu teman sekolahnya.


Penerima Satu Indonesia Awards 2010
dok.sumbar.antaranews.com

Pekerjaan menjahit bungkus kopi menjadi tas membutuhkan tenaga kerja lebih dari satu orang. Untuk itu, Ami dan teman-temannya mengajak ibu-ibu lain berpartisipasi membuat tas dari bungkus kopi. Tas-tas hasil kerajinan tangan ini kemudian diperkenalkan sebagai produk-produk daur ulang pada acara-acara sekolah.

Kegigihan Amilia dan teman-temannya memilah sampah lalu menyulapnya menjadi produk bermanfaat membuat Ibu Nia tergerak mendaftarkan anak-anak didiknya dalam kompetisi SATU Indonesia Awards Tahun 2010 di bidang lingkungan.

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, Ami akhirnya berhasil menjadi penerima Astra Satu Indonesia Award di bidang lingkungan. Ia pun mencatatkan diri sebagai peraih termuda penghargaan tersebut.

Inovasi Amilia Pasca Menerima Astra Satu Indonesia Award

Langkah pertama yang dilakukan Ami pasca menerima hadiah dari Astra Satu Indonesia Award adalah membeli mesin jahit untuk para ibu agar lebih mudah bekerja mendaur ulang sampah, salah satunya menjahit tas dari bungkus kopi.

Ami meninggalkan SMP 11 Bandung sebagai Sekolah Bebas Sampah yang ia rintis bersama teman-temannya. Sekolah tersebut hingga hari ini masih terus aktif melakukan pemilahan sampah lalu mengelolanya menjadi produk yang bisa digunakan kembali.

Selepas SMP, Ami melanjutkan pendidikan ke SMA 11 Bandung. Ide-ide kreatifnya makin mengalir. Ia mendirikan Komunitas Bandung Bercerita. Kegiatan di komunitas ini mendidik anak-anak yang biasa bermukim di dekat rel kereta api di Kota Bandung.

Aktivitas di Komunitas Bandung Bercerita berhasil membuat modul “101 Creative Teaching”. Isi modul itu tentang tips mengajak anak agar semangat belajar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan menduplikasi modul ini untuk digunakan saat mendampingi anak-anak penyintas korban bencana.

Kepeduliannya pada masalah lingkungan hidup terus berlanjut saat melanjutkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali. Sebenarnya Ami ingin berkuliah di Jayapura agar bisa mengajar anak-anak Papua. Namun, sang ibu berkeberatan. Pucuk dicinta, Ami lulus di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.

Di kampusnya, Ami terus bergelut dengan bank sampah. Bersama Astra, ia memberdayakan desa-desa di Bali untuk mengelola sampah. Peraih predikat cumlaude ketika lulus tahun 2018 ini juga aktif mengurusi sampah di laut dan membuat kebun untuk anak kost agar hasil kebunnya bisa menghemat pengeluaran makan sehari-hari.

Kini Ami sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional bonafide. Gadis berzodiak Aries ini masih terus mengampanyekan masalah lingkungan. Ia tetap mendedikasikan dirinya pada pengelolaan sampah demi kesejahteraan masyarakat.





















































































































































































































10 Manfaat Esensial Hutan untuk Lindungi Kehidupan di Bumi

Manfaat Hutan bagi Kehidupan
dok. pribadi 

Hampir sepertiga daratan di bumi tertutupi oleh hutan untuk menyediakan infrastruktur organik penting bagi kehidupan. Mulai dari air yang kita minum hingga udara yang kita hirup berasal dari hutan. Di planet bumi, hutan menjadi tempat beberapa koleksi kehidupan yang paling padat dan beragam.

Hutan dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan, seperti pohon, paku-pakuan, rumput, semak, jamur, dan lain sebagainya. Menampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah merupakan fungsi hutan yang cukup penting bagi kehidupan.

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, hutan dirumuskan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati dengan dominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Selain itu, hutan memiliki peran yang krusial dalam mencegah perubahan iklim.

Dilansir dari forestdigest, hutan merupakan lahan terbuka yang memiliki beragam jenis pepohonan dan vegetasi lainnya. Kemudian manusia dapat merasakan langsung salah satu fungsi hutan sebagai penyedia air penunjang kehidupan. Hutan yang tersebar di seluruh dunia dapat ditemukan di daerah tropis dan daerah beriklim dingin.

Sebagai daerah resapan air, hutan menduduki peran yang penting untuk mencegah bencana alam seperti banjir. Dapat disimpulkan bahwa hutan merupakan persekutuan hidup alam hayati berupa suatu lapangan bertumbuhnya pohon-pohon secara keseluruhan.

Sebagai modal pembangunan nasional dan investasi internasional, konservasi sumber daya hutan memiliki nilai strategis dan manfaat yang nyata bagi kehidupan. Manfaat nyata yang hadir berupa manfaat ekologi, sosial budaya, dan ekonomi.

Untuk mencapai manfaat yang nyata, hutan perlu diurus, dikelola, dan dimanfaatkan secara berkesinambungan. Indonesia sebagai negara yang besar telah mengalokasikan 63% luas daratannya sebagai kawasan hutan. Jumlah tersebut setara dengan lahan seluas 120,6 juta hektar.

Hutan terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan fungsinya, yakni hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Hutan konservasi merupakan kawasan hutan dengan ciri khas tertentu. Hutan konservasi memiliki fungsi pokok sebagai pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa.

Indonesia memiliki hutan konservasi seluas 22,1 juta hektar yang terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam. Kawasan hutan yang ditetapkan oleh suatu masyarakat atau pemerintah sebagai cagar alam yang dilindungi disebut hutan lindung. Seperti namanya, hutan lindung merupakan kawasan hutan yang berfungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan.

Sebagai negara yang besar, Indonesia mengalokasikan hutan lindung seluas 29,7 juta hektar untuk menjalankan fungsinya dalam mengatur tata air, mengendalikan erosi tanah, mencegah banjir, menjaga kesuburan tanah, menyediakan suplai makanan untuk kehidupan manusia, memelihara plasma nutfah, dan mencegah intrusi air laut.

Negara secara khusus mengelola hutan lindung demi menjaga ekosistem dan sumber daya alam yang ada di dalamnya. Sementara hutan produksi dapat diartikan sebagai kawasan hutan yang dipertahankan untuk memproduksi hasil hutan bagi kepentingan masyarakat. Hasil produksi tersebut mencakup industri dan ekspor.

Indonesia mengalokasikan hutan produksi seluas 68,8 juta hektar untuk menghasilkan kayu secara lestari. Hutan produksi membutuhkan pengelolaan yang baik dan tingkat penebangan yang diimbangi dengan penanaman kembali atau reboisasi.

Kehadiran hutan memberikan dampak yang positif bagi manusia, lingkungan, dan makhluk hidup lainnya. Jadi, penyebaran hutan di seluruh bumi memiliki alasan yang jelas. Terjalin hubungan yang saling memengaruhi antara hutan dan manusia, baik secara positif maupun negatif.

Hutan mendukung kehidupan spesies yang tak terhitung jumlahnya. Manusia kerap tidak menyadari pentingnya hutan bagi kehidupan di bumi. Hal tersebut tercermin lewat perilaku manusia yang mulai menebangi jutaan hektar hutan alam setiap tahunnya.

Penebangan hutan atau deforestasi telah mengancam beberapa ekosistem paling berharga yang hidup di bumi. Deforestasi yang merajalela juga membuat kondisi hutan rusak dan kehilangan fungsinya sebagai pemasok air bagi masyarakat.


Danone Community Engangement Day 2022, Ways to Save Our Planet



Program kegiatan KIAT 2022 ini dibagi menjadi dua sesi yang diawali dengan sesi pertama diisi oleh Danone representatif diantaranya Budi Rahardjo sebagai Agriculture Manager Danone Indonesia yang membahas program sustainability Danone Indonesia khususnya tentang Regenerative Agriculture, lalu dilanjutkan oleh Annie Wahyuni sebagai Downstream Packaging Manager Danone Indonesia yang memperkenalkan tentang program Circular Packaging beserta tips penerapan hidup yang berkelanjutan. Pada sesi kedua, diisi oleh Gerald Vincent sebagai content creator yang membahas tentang cara membuat konten edukasi yang bertutur dan strategi untuk mendapatkan engagement yang baik dalam media sosial.


Budi Rahardjo - Agriculture Manager Danone Indonesia menjelaskan “Karena populasi dunia terus bertambah, lebih banyak upaya dan inovasi akan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan, memperbaiki rantai pasokan global, mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan, dan memastikan bahwa semua yang menderita kelaparan dan kekurangan gizi memiliki akses terhadap makanan bergizi. Melalui penerapan pertanian berkelanjutan tersebut kita dapat melakukan transformasi dan menjaga food system atau rantai makanan dengan baik sehingga angka kelaparan tersebut dan akses nutrisi bagi masyarakat luas dapat terpenuhi. Tentunya implementasi ini dapat tercipta dengan dukungan segala pihak khususnya melalui pemahaman masyarakat luas.”


Annie Wahyuni - Downstream Packaging Manager Danone Indonesia menambahkan “Dalam menjaga kesehatan masyarakat, dibutuhkan fokus dari segala aspek yakni tidak hanya akan bahan pangan masyarakat namun juga aspek kemasan yang ramah lingkungan dan aman bagi konsumen. Kemasan memiliki peran yang diperlukan untuk melindungi manfaat gizi dan kualitas produk kami dan memungkinkan mereka untuk disimpan, diangkut, dan digunakan dengan aman. Sejalan dengan hal ini .”

Selain memberikan pengetahuan akan isu-isu keberlanjutan, program KIAT ini juga berfokus untuk meningkatkan kemampuan peserta untuk membuat konten edukatif yang menarik dan disukai oleh banyak orang di digital. Gerald Vincent - Content Creator menjelaskan “Konten yang baik dan digemari oleh masyarakat adalah konten yang memiliki nilai di kalangan audiens. Adapun nilai tersebut bisa dibentuk dari seorang konten dengan beberapa aspek seperti bagaimana kita bisa menilai konten tersebut layak untuk dibagikan, bagaimana kita terlihat bersemangat dalam menyampaikannya hingga bagaimana kita menyukai materi atau topik yang kita bagikan. Tentunya isu seputar keberlanjutan lingkungan dan masyarakat ini topik yang penting bagi kita semua dan memiliki nilai yang tinggi untuk dibagikan. Saya apresiasi untuk Danone Indonesia akan kepeduliannya terhadap isu ini beserta program KIAT yang dilakukan hari ini.”


Selain sesi edukasi secara virtual, program ini juga mengadakan lomba membuat konten di Instagram yang bertajuk #ADayInMyLife versi penerapan hidup berkelanjutan di kanal Instagram masing-masing Blogger dan Vloggers serta adanya kuis dengan hadiah-hadiah yang menarik yang bisa dimenangkan oleh para peserta.

Program yang dilaksanakan secara virtual ini ini dilaksanakan berdasarkan kebutuhan edukasi tentang isu keberlanjutan yang masih menjadi masalah penting bagi masyarakat. Arif Mujahidin - Corporate Communications Director Danone Indonesia menjelaskan “Danone Indonesia yang memiliki komitmen ganda dalam menjalankan bisnis yang sejalan dengan kemajuan lingkungan dan sosial, memiliki fokus yang sejalan dengan implementasi target Sustainable Development Goals (SDGs) dan target pemerintah dalam aspek keberlanjutan. Untuk itu kami berupaya untuk mengedukasi masyarakat melalui pesan dan konten yang membahas mengenai keberlanjutan lingkungan dan sosial melalui para konten kreator. Di era digital saat ini, konten kreator sangatlah penting untuk menjangkau publik secara luas melalui distribusi konten yang menarik, kreatif dan relevan dengan audiens. Melalui program ini, kami berharap dapat menciptakan ekosistem digital yang positif dalam mengajak masyarakat yang lebih luas untuk memahami bagaimana pentingnya penerapan hidup berkelanjutan baik dalam dunia bisnis dan juga prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. ”

Ini 5 Cara Mengurangi Sampah Plastik untuk Pemula

Melepaskan diri dari plastik tidak mudah bagi saya. Namun saya tetap berupaya melakukan banyak cara mengurangi sampah plastik. 

Langsung berhasil? tentu tidak. Hohoho...Saya harus membiasakan diri tidak sedikit-sedikit pakai plastik. 

Prosesnya pun bertahap. Adakah yang punya pengalaman sama dengan saya? :D

Baca juga potensi lapangan kerja dari pengelolaan sampah

Mengapa Harus Mengurangi Sampah Plastik?

Kita pasti sudah tahu alasan mengurangi sampah plastik. Limbah ini amat sulit terurai. Akibatnya membebani bumi hingga sulit bernapas karena penuh sampah plastik.

Kelola limbah plastik dari rumah
dok. pixabay.com

Jutaan sampah plastik terapung di permukaan laut menjadi makanan hewan laut. Aroma dan wujud sampah plastik yang terapung berbulan hingga bertahun itu  mengesankan rupa makanan bagi hewan laut. 

Perut mereka akhirnya penuh sampah plastik. Bahkan hiu pun mati karena tersedak sampah plastik. Betapa malangnya..

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan peneliti Australia, hampir semua burung  laut isi perutnya adalah sampah plastik. Duh, ngerii...

5 Cara Mengurangi Sampah Plastik untuk Pemula

1. Biasakan membawa kantong belanja di tas. 

Imbauan tidak bawa kantong/tas sendiri saat berbelanja sudah didengungkan beberapa tahun terakhir. 

Sayangnya, meski ada aturan kantong plastik berbayar, masyarakat tetep aja lupa bawa kantong belanjaan sendiri. 

Akhirnya lagi-lagi belanjaan diwadahi kantong plastik dari minimarket atau supermarket. 

Mungkin karena hanya bayar 200 perak, nominalnya jadi ngga berasa? Apa kalau 5000 perak, orang-orang terpaksa bawa kantong sendiri?

Entahlah, saya kira kalo kesadarannya ngga ada, mau harus bayar berapa pun untuk kantong plastik, bukan masalah. 

Ya gimana lagi, kalau ngga biasa bawa kantong, pasti lupa terus. Coba kalau dibiasakan menjadi barang bawaan wajib, pasti selalu ada di dalam tas. Belanjaan langsung dimasukkan ke kantong belanjaan. 

2. Kuatkan hati ganti sedotan plastikmu dengan sedotan kayu atau stainless.

Sebenernya ini pengalaman saya sendiri. Waktu jajan di salah satu resto waralaba fast food, saya sempet kesulitan harus minum segelas lemon tea dingin banget tanpa sedotan. 

Saya lupa kalau sudah lama resto ini menerapkan kebijakan no strawl alias ngga ngasih sedotan lagi untuk customernya. 

Akhirnya saya kuatkan hati dan gigi yang kadang ngilu kalo minum minuman dingin banget. 

Pasca peristiwa itu, saya selalu siap sedia sedotan stainless di tas. Yah, kalo-kalo saya jajan minuman dingin banget. 

Berhenti menggunakan sedotan plastik berarti kita sudah mengurangi sampah plastik. Please jangan berpikir sedotan plastik itu cuma seuprit. 

Bayangkan, 10 orang berpikir seperti kamu, 100 orang, 1000 orang. Apa jadinya bumi? sedotan plastik merajalela? Bumi menjadi  berat dan tentu tidak nyaman ditinggali.

3. Gunakan kembali kantong plastik yang ada di rumah.

Nah, ini salah satu upaya reuse sederhana yang saya terapkan di rumah. Meski bawa kantong belanjaan sendiri, tetep aja kantong plastik bekas msh banyak di rumah. 

Kantong-kantong plastik ini biasanya saya gunakan lagi untuk bungkus paket, tempat mengelola sampah organik, atau untuk menyimpan barang-barang. 

Dengan catatan, kantong-kantong plastik itu sudah bersih, bebas kuman.

4. Biasakan membawa botol minum dari rumah.

Ini penting banget. Selain bisa seger  mengatasi haus, kita sudah membantu meminimalkan sampah botol-botol mineral di sekitar kita. 

5. Belajar mengolah sampah plastik di rumah menjadi barang baru atau bahan baku pembuatan barang baru lain.

Kemasan minyak goreng bisa kita gunakan lagi menjadi pot tanaman. Bungkus-bungkus jajanan bisa kita gunting-gunting kecil masukkan ke botol mineral ±500 ml. Taraa...jadilah botol eco-brick. 

Itu sedikit contoh yang biasa saya lakukan dalam keseharian. Belum banyak dan masih amat simple. Namanya juga pemula, prosesnya dimulai dari yang simple dulu baru nanti masuk ke tahap lanjutan. 

Yang penting konsisten. Bisa ala biasa, begitu prinsipnya. Salam sehat; salam hijau lingkungan kita :)