Showing posts with label start up. Show all posts

Paxel Tawarkan Pengalaman Baru Mengirim Barang

pixabay.com

Lebih dari sepuluh tahun menjadi pedagang membuat saya akrab dengan berbagai ekspedisi atau jasa pengiriman barang. Sejak duduk di bangku kuliah, saya sudah terbiasa mengirim barang untuk customer atau membeli barang dari luar kota untuk dijual kembali. Demi menyiasati harga murah, saya pun harus cermat memilih jasa pengiriman barang yang murah dan cepat.

Cermat memilih jasa pengiriman barang terus saya lakukan hingga hari ini. Ketika berbagai jasa pengiriman muncul bak cendawan di musim hujan, saya pun mencoba jasa mereka satu persatu. Pada umumnya sih, ada harga ada kualitas. Mau cepet sampai, pasti ongkos kirimnya mahal. Belum lagi kalau ukuran paket kita besar. Ongkirnya nambah karena tidak hanya menghitung berat, tetapi juga menghitung ukuran paket panjang x lebar x tinggi. Ribet deh pokoknya.

Saya ingat waktu mengirim tas-tas anyaman ke Ternate. Ongkirnya bikin sedih. Penyebabnya bukan karena tas-tas ini berat, tetapi karena tas-tas itu ukurannya besar-besar. Dan yang sering bikin mahal itu ukuran paketnya. Saya sering deg-degan kalau kirim barang ukuran besar. Makin deg-degan kalau petugas sudah mengeluarkan meteran.hehehe..


kerja kurir ekspedisi (rajakirim.co.id)

Seiring berjalannya waktu, beberapa jasa pengiriman barang memberikan pelayanan jemput paket. Syaratnya paket yang dijemput minimal ada sepuluh koli. Ini membantu juga sebenarnya. Bawa sepuluh koli ke agen pengiriman barang seringnya merepotkan. Berat juga ribet. Yang jadi pikiran kalau paket kurang dari sepuluh koli, pas saya sakit atau ada halangan lain, kurir nggak mau ambil.
Kondisi semacam ini acapkali menghambat kelancaran usaha. Pada kasus ini, logistik selalu berkutat untuk menemukan keseimbangan di antara dua hal yang amat sulit untuk disinergikan. Dua hal itu adalah menekan biaya serendah-rendahnya, tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.

Di era serba digital, Paxel berusaha menjawab tantangan itu. Ekspedisi ini mungkin menjadi pioneer yang menggunakan aplikasi dalam melayani customernya. Dengan visi antarkan kebaikan, Paxel berupaya memuaskan hati pelanggannya dalam urusan pengiriman paket. Berkaitan dengan itu, pada hari Jumat, 9 November 2018, bertempat di Lo.Ka.Si, Bandung, pendiri Paxel, Bapak Johari memaparkan asal mula ia berinisiatif mendirikan ekspedisi dengan prinsip pengiriman same day service

www.siswiyantisugi.com
Johari Zein, founder Paxel
Pengiriman same day service sebenarnya sudah ada di ekspedisi lainnya. Lalu apa yang membuat Paxel berbeda? Menurut Intan Saraswati, Chief Happines Operations Paxel, hanya ada satu jenis pengiriman di Paxel, yaitu same day service. Jenis pengiriman same day service cocok banget untuk para pebisnis kuliner, frozen food misalnya. Pengiriman makanan beku dengan jaminan same day service akan memperlancar bisnisnya.

www.siswiyantisugi.com
Intan Saraswati
Jadi, hero sebutan kurir di Paxel memang akan mengirimkan barang hanya dalam jangka waktu sehari. Same day service dan pengoptimalan penggunaan aplikasi sebagai media penghubung antara Paxel dan customernya merupakan salah satu bentuk dari brand tagline mereka, yaitu make first movement.

www.siswiyantisugi.com

Alex Zulkarnaen, Brand Happines Hero Paxel, menjelaskan maksud dari make first movement :

pertama untuk melayani
pertama untuk berkontribusi
pertama untuk memberikan solusi
pertama untuk mengerti kebutuhan masyarakat
  



Jadi, apa yang ditawarkan Paxel dengan brand tagline-nya ini? Paxel berkomitmen melakukan pengiriman paket di hari yang sama. Customer atau pelanggan diberi kewenangan untuk menentukan waktu pengambilan barang dan cara pengemasan paketnya. Bagaimana jika hero datang terlambat mengambil paket atau paketnya telat sampai? ada refund yang otomatis masuk ke saldo akun pelanggan. Bagaimana jika paketnya hilang? Pasti akan ada penggantian sekian kali lipat dari nilai barang. Semua itu merupakan komitmen Paxel untuk mewujudkan harapan pelanggan terhadap pelayanan jasa ekspedisi.

Selepas acara blogger gathering with Paxel, saya menggunakan jasa Paxel untuk kirim barang. Sebelumnya, saya sudah mengunduh aplikasinya di Playstore. Aplikasi Paxel ini juga bisa diunduh di Appstore bagi para pengguna Apple. Usai mengunduh, saldo kita otomatis terisi Rp 100 ribu. Asyik banget nih. Saya juga mendapatkan referral code yang bisa saya bagikan pada teman-teman dan kerabat. Jika mereka menggunakan referral code saya saat mengunduh aplikasi Paxel, saldo saya akan bertambah. Hal itu berlaku juga bagi mereka. Setelah mengunduh aplikasi Paxel, mereka akan menerima referral code yang bisa dibagikan kepada orang lain.

Pengiriman paket pertama saya di Paxel beralamatkan Tangerang. Prosesnya ringkas. Yang penting kita punya kode pos alamat penjemputan barang dan pengantaran barangnya. Di kolom alamat, ada juga kolom keterangan tambahan. Di keterangan tambahan itulah, kita bisa menuliskan detail alamat penjemputan dan pengantaran paketnya.

Penghitungan ongkos kirim berdasarkan ukuran paket. Penghitungan berdasarkan berat paket apabila beratnya lebih dari 10 kg. Ukuran paling kecil ongkirnya Rp 18 ribu untuk wilayah Bandung dan Jabodetabek. Sementara ini, pengiriman baru bisa dilakukan di satu wilayah. Maksudnya, kita baru bisa kirim barang dari Bandung ke Jabodetabek dan sebaliknya. Saya sempat mencoba mengirim paket dari Bandung ke Bantul DIY, ternyata belum bisa. Semoga ke depannya Paxel makin memperluas jangkauan area pengirimannya sehingga makin banyak customer yang bahagia mengirim dan menerima paket menggunakan jasa Paxel.

penghitungan ongkos kirim berdasarkan ukuran paket

Selain di Bandung dan Jabodetabek, Paxel juga hadir di wilayah Semarang dan sekitarnya serta Yogyakarta dan sekitarmya. Paxel menargetkan akan membuka jalur pengiriman paket di luar Jawa pada tahun 2019. Di Kota Bandung sendiri, kantor Paxel ada di jalan Lemah Neundeut. Jangkauan Paxel di Bandung belum sampai ke bagian Bandung Barat. Untuk menyiasati itu, apabila kita berdomisili di wilayah Bandung Barat atau bagian lain di Kota Bandung yang belum masuk jangkauan Paxel, kita bisa memilih titik penjemputan yang bisa diakses hero Paxel. As simple as that ya..

Tidak hanya fokus berbisnis di bidang logistik, Paxel meyakini bahwa kebaikan adalah gerakan yang harus diinformasikan kepada banyak orang. Gerakan antarkan kebaikan ini menginspirasi Paxel untuk melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga atau komunitas yang bervisi sama. Rumah Harapan Indonesia adalah salah satu lembaga yang bekerja sama dengan Paxel untuk mengantarkan kebaikan.

www.siswiyantisugi.com
Intan Purba dari Rumah Harapan Indonesia berbagi cerita
Visi Paxel merefleksikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap akan menjadi landasan dalam berpikir dan bersikap pada masyarakat digital. Mengapa demikian? karena kunci utama survive di era industri 4.0 bukan hanya siapa atau apa yang paling cepat, melainkan juga kepedulian terhadap kesejahteraan kemanusiaan.

 

Review Aplikasi Belajar Bahasa Inggris Neo Study

www.siswiyantisugi.com


Internet of Things mempermudah hampir semua urusan kita. Salah satunya satunya kemudahan belajar bahasa Inggris. Sebagai pengajar, blogger, juga penulis buku, kemampuan berbahasa Inggris sangat perlu. Yah, minimal bisa memahami isi teks berbahasa Inggris. Lebih bagus lagi kalau bisa cas cis cus berbahasa Inggris.

Nah, untuk bisa meng-up grade kemampuan bahasa Inggris, saya merasa harus ikut kursus bahasa ini. Namun, waktu saya tidak banyak. Apalagi saya masih punya bayi. Jadi, apa yang harus saya lakukan? Kebetulan ada aplikasi bahasa Inggris baru, Neo Study. Yang membedakan Neo Study dengan aplikasi lain adalah adanya fitur voice recognition untuk belajar pronunciations dan sudah bersertifikat. Jadi, bukan aplikasi belajar bahasa Inggris abal-abal.

Saya mengunduhnya di Google Playstore. Aplikasi ini memang berbayar, tapi sebanding lah dengan materi yang disampaikan. Setelah mengunduhnya, kita akan masuk ke halaman pertama Neo Study. Ada pilihan placement test, study now, dan sign in. Tentu saja pilih Sign In lebih dulu. Setelah itu, kita akan masuk ke bagian Study Now. Ada dua bagian pembelajaran, A1 dan B2. Ada pilihan belajar sendiri (study) dan ada pilihan dibimbing pelatih (coach). Namun, saya tidak bisa masuk ke pilihan coach. Mungkin karena saya masih pakai edisi gratisan. Hehehe…

Fitur – Fitur Aplikasi Neo Study


Pelajaran pertama berisi tentang perjalanan wisata di Kota Paris. Yang menarik di pelajaran pertama itu, ada sesi listening kemudian sesi speaking. Pada sesi speaking, sistem meminta kita mengulangi kata-kata yang sudah diucapkan sebelumnya dengan tepat. Kita diberi kesempatan mengulang sebanyak dua kali. Jika dua kali tetap salah pengucapannya, pelajaran terhenti. Kita harus mulai dari awal lagi.


Pada pelajaran kedua, tetap listening, tapi lebih banyak materinya. Dimulai dari perkenalan nama dan asal negara. Setelah perkenalan selesai, kita diberi pertanyaan seputar materi perkenalan itu. Yang menarik, saat ditanyakan asal negaranya, yang ditampilkan adalah pilihan peta bukan nama Negara. Kalau tidak fokus menyimak dan tidak hapal peta dunia, nilainya bisa kecil. Di sesi ini, kesempatan memperbaiki jawaban juga dua kali. Setiap satu pertanyaan terjawab akan ada hasil nilainya.

Sesi selanjutnya adalah dialog. Dialognya pun hanya tentang nama dan asal Negara. Di sesi ini pun sama, ada tes yang harus dijawab seputar dialog. Kesempatan memperbaiki jawaban juga dua kali. Dialog selesai dilanjutkan pelajaran tentang jenis kelamin dan posisi, yaitu sebelah kanan dan kiri. Nanti ada pertanyaannya juga setelah materi itu.


Pronouncation juga ada di pelajaran kedua. Namanya sesi speaking. Kita harus bisa mengulangi setiap kata yang diucapkan dengan tepat. Ada dua kali kesempatan untuk memperbaiki pengucapan yang menurut sistem tidak pas.

Waktu sesi speaking ini, saya berkali-kali salah. Pelajaran pun terhenti. Saya harus kembali dari awal untuk mengulanginya. Saya tidak bisa kembali pada sesi tertentu saja. Ini agak merepotkan menurut saya. Oh ya, sesi dialog ada dua kali dan isinya sama. Seandainya tokoh-tokohnya berbeda, pasti lebih menarik.


Secara garis besar, aplikasi Neo Study ini mudah dioperasikan. Gambar-gambarnya menarik dan yang utama ada sesi speaking. Sesi ini sangat membantu saya melatih pengucapan kosa kata bahasa Inggris supaya lebih pede saat praktik secara lisan. Neo Study juga punya fasilitas tes bahasa Inggris gratis, caranya masuk ke myneo.space. Di link ini, ada placement test yang bisa kita ikuti. Isinya kumpulan soal listening dan mengisi bagian rumpang.

Aplikasi ini sangat membantu siapa pun yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, terutama para eksekutif. Dengan fasih berbahasa Inggris lisan dan tulisan, karier pasti melesat lebih cepat.





Dengan Aplikasi Antrean Qiwii, Antre Lebih Cepat dan Pasti

Patients in doctors waiting room in hospital, office interior clinic. Vector illustration
www.pixabay.com
Antrean apa yang ngga jelas kapan selesainya?
Antrean di dokter kandungan. Asli, itu saya alami sendiri. Pengalaman antre paling menyebalkan.

Untuk para bumil, pasti semua pernah merasakan betapa boringnya menunggu nama kita dipanggil. Bukan hanya ketidakjelasan kapan nama kita dipanggil, melainkan juga kedatangan dokter kandungan yang sulit dipastikan kapan ia datang.

Alhasil, kami harus duduk manis sambil elus-elus perut berharap sekaligus berdoa dokter segera tiba. Sebagian klinik atau rumah sakit ada yang menerima pendaftaran via telepon. Mekanisme itu sangat membantu bumil untuk menghemat waktu dan tenaga. Namun, setibanya di TKP, tetap harus menunggu dokter datang. Atau kalo dokter sudah datang, nomor yang dipanggil ternyata tidak urut. Ugh...itu menyebalkan sekali.

Saya mengalaminya di trimester pertama. Saya kira setelah daftar via telepon dan menerima nomor antrean, saya hanya akan antre 2-3 nomor saja. Ternyat tidak, Sodara-sodara. Waktu itu saya dapat nomor 11, kata resepsionisnya, giliran saya sekitar pukul 10.00. Pukul 10.30 saya tiba di rumah sakit itu. Setelah daftar dll., saya tanya sudah nomor berapa yang diperiksa dokter? Jawaban resepsionisnya bikin lesu,"Dokter Melinda belum datang. Tadi ada tindakan mendadak."

Olala...padahal saya izin masuk kantor pukul 13.00 karena harus periksa ke dokter dulu. Melihat gelagat bakal molor lama, saya izin datang ke kantor pukul 15.00. Asumsinya, ada rentang waktu cukup panjang untuk antrean hingga nomor 11.

Setelah urusan pendaftaran selesai, saya kembali ke ruang tunggu. Petugas pendaftaran mengingatkan saya agar tidak buang air kecil dulu agar saat USG, janin bisa terlihat jelas. Wah, ini lumayan repot karena saya kerap bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil.

Sebelum benar-benar harus buang air kecil, saya kembali ke meja pendaftaran. "Mbak, bisa nggak saya didahulukan? Saya ingin buang air kecil."

Petugas pendaftaran langsung mengiyakan. Berhasil deh saya masuk ke ruang periksa. Yah, meskipun harus menunggu lagi sekira sepuluh menit, tak apa. Yang penting giliran saya sudah di depan mata. Kata suami, "Ini sih manajemen psikologis pasien. Biar pasien tenang dipanggil masuk ke ruang periksa. Padahal sama aja suruh nunggu lagi."

Akhirnya pukul 14.00 saya keluar dari rumah sakit. Selanjutnya, karena tidak mau mengantre tanpa kepastian semacam itu, saya pindah ke klinik lain. Eh, ternyata begitu juga. Di klinik ini malah tidak boleh daftar via telepon. Harus datang langsung untuk ambil nomor antrean. Di titik itu, saya sering gagal dapat nomor antrean awal.

salah satu infografis peserta lomba (doc.nuesto)
Kebetulan, kliniknya dekat kantor. Saya pernah ambil nomor antrean pukul 10.00 dan dipanggil pukul 16.00. Luar biasa kaan masa tunggunya? Untung dekat kantor. Jadi tidak banyak waktu terbuang karena harus menunggu enam jam. Ampun dah!

Pengalaman pahit mengantre membuat saya enggan setiap kali harus ke dokter. Antrean ini saya alami juga saat periksa ke dokter umum dan dokter gigi. Panjang, lamaa, dan kadangkala tanpa kepastian kapan giliran saya dipanggil. Menghitung jumlah pasien yang duduk di ruang tunggu sambil menduga-duga, "Abis ibu kerudung pink, trus bapak berkacamata, abis itu mbak modis, baru saya."

Saya berpikir seandainya ada cara efektif untuk mengatasi masalah antrean periksa dokter kandungan, tentu itu akan membahagiakan ibu-ibu hamil di negeri ini. Kami tidak harus berpayah-payah mengantre berjam-jam. Sakit pinggang, lelah, pusing, dan sebagainya mewarnai saat-saat mengantre. Padahal bumil harus bahagia terus supaya janin juga bahagia. :)


Pikiran yang melintas itu ternyata jadi kenyataan. Empat belas bulan kemudian, tepatnya hari Jumat, 6 April 2018, ada peluncuran aplikasi antrean Qiwii untuk semua industri di SBM ITB. Nama aplikasinya adalah qiwii. "Pendek saja supaya simple dan mudah diingat," jelas Nurfaridah dari PT Nuesto Technology, perusahaan yang mengembangkan aplikasi Qiwii.

Soft launching ini berbentuk acara seminar, presentasi tentang aplikasi Qiwii dan juga pengumuman lomba infografis dengan tema permasalahan antrean. Seminar yang bertajuk How Waiting Online Make Your Time Management More Effective ini diisi oleh empat pembicara. Tiga pembicara merupakan pelaku bisnis, yakni Muslim Pratama sebagai owner dari Wagoon Cafe, Ismail Marjuki sebagai owner dari Boys Barbershop, dan Indira Sulistiyanti sebagai Manajer Biya Salon Muslimah. Pembicara lain adalah Nurfaridah sebagai Manajer Produk Qiwii.

Seminar Soft Launching Qiwii

penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba infografis

Qiwii hadir untuk memudahkan konsumen agar bisa mengantre secara online. Aplikasi ini diharapkan dapat memangkas waktu tunggu dan memastikan waktu tunggu yang jelas untuk setiap konsumen. Tidak hanya bekerja sama dengan kafe, salon, dan barbershop, Qiwii juga sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Hasil dari kerja sama ini adalah digunakannya Qiwii sejak tahun 2016 sebagai aplikasi antrean di 4 puskesmas dan 1 rumah sakit di Kota Bandung. Empat puskesmas itu adalah Puskesmas Garuda, Puskesma Sukarasa, Puskesmas Pagarsih, Puskesmas Ibrahim Adjie. Sementara rumah sakit yang sudah menggunakan Qiwii adalah Rumah Sakit Al Islam.

Wah, baru tahu saya. Ternyata Puskesmas Garuda sudah pakai Qiwii. Terakhir saya ke sana untuk imunisasi bayi saya, masih antre manual. Kapan-kapan saya coba pakai Qiwii kalau ke sana lagi. Qiwii benar-benar inovasi yang manfaatnya langsung bisa digunakan masyarakat. Siapa sih yang tidak ingin antre dengan nyaman dan menyenangkan? Estimasi waktu yang disediakan di Qiwii membuat customer bisa mengatur waktunya lebih efektif.
doc.nuesto
















Kehadiran Qiwii diharapkan bisa menjadi solusi permasalahan antrean di berbagai industri. Untuk itu, para pemilik bisnis di Bandung bisa mendaftarkan usahanya di aplikasi antrean ini secara gratis. Semua pemilik bisnis bisa menggunakan aplikasi Qiwii, mulai dari salon, barbershop, foto studio, kafe, rumah makan, klinik, rumah sakit, bengkel, carwash, dan juga tempat wisata

Karena kepuasan pelanggan adalah masa depan yang cerah bagi kelangsungan suatu usaha. Betul apa betul? Jadi, tunggu apa lagi? Yuk,  kita unduh aplikasi Qiwii-nya. Hidup lebih mudah dengan Qiwii .