Showing posts with label stunting. Show all posts

Hati-Hati! Alergi Susu Sapi Bisa Memicu Stunting

 

Alergi susu sapi dan stunting

Ternyata alergi susu sapi bisa memicu stunting pada anak. Kok bisa? 

Alergi Susu Sapi Picu Stunting pada Anak

Menurut Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp. A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, stunting merupakan dampak jangka panjang yang dialami anak dengan alergi susu sapi. 

Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya? 

▪️Pertama, deteksi penyebab alergi sejak dini.

▪️Kedua, kenali bahan yang mengandung susu sapi. 

▪️Ketiga, berikan nutrisi pengganti yang memadai sehingga dapat menjamin tumbuh kembang anak dan mencegah terjadi kekurangan nutrisi mikro. 

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi sekitar 2-7,5%, dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan. 

Alergi susu sapi terjadi ketika sistem imun tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh. 

Gejala ringan hingga berat dapat dirasakan oleh anak dengan alergi susu sapi, antara lain gejala pada saluran pencernaan, sistem pernapasan dan kulit. 

Jika anak dengan alergi susu sapi tidak diatasi dengan baik, maka akan terjadi gejala yang berkepanjangan, dan diet eliminasi yang tidak tepat tanpa penggantian yang memadai dapat menyebabkan anak berpotensi stunting.

Hubungan antara alergi susu sapi dan stunting

Menurut Kementerian Kesehatan, dari hasil Survei Status Gizi Indonesia bahwa prevalensi stunting di Indonesia sekitar 21,6% pada tahun 2022.

Studi menemukan bahwa prevalensi stunting pada anak dengan alergi makanan adalah 9%, bahkan ditemukan mencapai 24% pada kelompok anak yang didiagnosis dengan alergi protein susu sapi. 

Anak dengan alergi susu sapi akan kekurangan kalsium dan nutrisi lain yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak. 

Munculnya dampak jangka panjang yang berpotensi stunting pada anak tentu harus menjadi perhatian. Hingga saat ini stunting merupakan suatu permasalahan yang belum bisa diselesaikan di Indonesia. 

Adanya hubungan alergi susu sapi dengan tumbuh kembang anak yang memicu stunting, tentu harus menjadi perhatian berbagai pihak. 

Orang tua memiliki peran penting dalam menghadapi kondisi anak alergi susu sapi dengan mengendalikan faktor penyebab alergi. Namun, sebelumnya orang 

tua harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter terkait gejala yang terjadi pada anak. Mengikuti saran dokter, orang tua dapat mulai menghindari makanan pencetus alergi dan memberikan nutrisi alternatif untuk anak alergi susu sapi. 

Dalam rangka memperingati Allergy Awareness Week, Danone Indonesia ingin memberikan kesadaran kepada orang tua mengenai efek jangka pendek dan jangka panjang alergi susu sapi yang harus ditanggapi dengan serius. 

Karena jika diabaikan, akan berpotensi menghambat tumbuh kembang anak hingga berisiko stunting. Sebagai perusahaan yang berkecimpung di bidang nutrisi untuk anak, Danone SN Indonesia ingin terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif dan kerja sama dengan banyak pihak termasuk pemerintah, pakar kesehatan, dan organisasi lain yang memiliki tujuan yang sama. 

Salah satu fokus Danone adalah untuk turut serta menjawab tantangan pemenuhan nutrisi yang dihadapi ibu dan anak termasuk yang berkaitan dengan tumbuh kembang dan stunting. 

Menjelang peringatan Allergy Awareness Week 2023, Danone Indonesia berupaya meningkatkan pemahaman dan wawasan orang tua tentang alergi, khususnya alergi susu sapi. 

Semoga semakin banyak orangtua di Indonesia yanga makin aware terhadap kebutuhan nutrisi anak alergi susu sapi agar tumbuh kembang anak optimal sehingga terhindar dari stunting. 


Kenali Tanda-Tanda Stunting pada Anak, Bunda Wajib Tahu!

Salah satu masalah serius yang masih belum teratasi dengan optimal di Indonesia adalah stunting. Menurut WHO, Indonesia menjadi negara dengan anak stunting terbanyak ke-5 di dunia. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi Supaya kasus stunting tidak semakin banyak, kita perlu kenali tanda-tanda stunting pada anak.

Kenali Tanda-Tanda Stunting pada Anak


kenali tanda-tanda stunting pada anak


Sebagian orang menganggap stunting identik dengan tubuh pendek. Padahal menurut Kemenkes RI, tidak semua anak yang berperawakan pendek mengalami stunting. Balita bisa diketahui stunting setelah dilakukan pengukuran panjang atau tinggi badannya. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran normal. 

Apabila hasil pengukuran tinggi badannya di bawah standar tinggi badan normal, anak tersebut tergolong stunting. Selain tinggi badan di bawah standar, kenali juga tanda-tanda stunting pada anak sebagai berikut.
  1. Tumbuh kembangnya melambat.
  2. Wajah anak lebih muda dari usianya.
  3. Pertumbuhan gigi terlambat
  4. Sulit fokus dan daya ingatnya saat belajar amat buruk.
  5. Berat badan balita tidak naik malah cenderung turun.
  6. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Supaya kasus stunting tidak bertambah terus, setiap orangtua khususnya dan masyarakat pada umumnya harus memahami cara mencegah stunting pada anak. Sebenarnya pengetahuan ini mudah diakses dari buku KIA.

Para ibu hamil atau ibu balita seharusnya sih kenal buku KIA. Kepanjangannya adalah buku Kesehatan Ibu Anak. Di buku ini, tercantum semua penjelasan detail tentang cara merawat kehamilan, merawat bayi hingga mengurus anak dengan cara yang baik dan benar sesuai ilmu kesehatan dan psikologi.


Pencegahan Stunting


kenali tanda-tanda stunting pada anak


Agar anak tumbuh kembang secara optimal, nutrisi sudah dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Nutrisi dan kondisi psikis ibu hamil memegang peranan utama. Apabila ibu tidak sehat secara mental, masa kehamilannya tidak bahagia. 

Ketidakbahagiaan ibu hamil pasti berpengaruh pada asupan nutrisi pada janin. Kondisi itu jika tidak segera diperbaiki, akan menghambat kelancaran ASI. Rantai selanjutnya adalah penerimaan gizi anak tidak optimal.

Hal yang sama pentingnya adalah lingkungan yang sehat. Kesehatan dasar, air, sanitasi, hygienitas, dan peluang beraktivitas yang aman merupakan unsur-unsur dari lingkungan yang sehat.