Dinamisnya dunia fashion mendukung bisnis grosir pakaian wanita tetap survive. Simbiosis mutualisma di antara keduanya menopang perekonomian Indonesia. Grosir pakaian atau yang populer dengan wholesale clothing dari waktu ke waktu berkembang pesat. Beragam kreativitas desainnya tampak dari beragam model yang terus berganti.
Renyahnya bisnis wholesale clothing membuat banyak orang ingin merasakan manisnya kue di dunia fashion. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memulai bisnis grosir pakaian wanita. Nah, supaya harga pakaian yang kita jual lebih miring, sebaiknya kita membelinya langsung dari pabrik.
5 Tips Memulai Bisnis Grosir Pakaian Wanita Langsung dari Pabrik
1. Tentukan target pasar
Hal pertama yang harus dilakukan dalam rangka memulai bisnis grosir pakaian wanita adalah menentukan target pasar. Target pasar ini berupa kelompok usia dan kelas sosial. Apabila target pasar atau sasaran marketnya adalah usia belasan tahun, pilihan pakaiannya harus update terus. Karena pada usia remaja, umumnya selalu mengikuti tren. Pilihan warna terang, pastel, dan sebagainya.
Apabila target usianya dewasa muda (usia 20-40 tahun), model pakaian yang dijual harus sesuai karakter usia ini. Beberapa contoh di antaranya celana model rata, scarf, cardigan panjang, dan sebagainya.
Target pasarnya kelas pekerja berarti banyak mengeksplorasi model blazer. Salah satu referensi bisa singgah ke marketplace dear lover. Berbagai model blazer ada di marketplace yang punya slogan The Leading Online Wholesale Fashion Marketplace.
2. Riset Pasar
Riset pasar tujuannya mengetahui produk apa yang laris di pasaran. Riset pasar tentunya harus tetap berdasarkan target pasar yang sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya target pasarnya kelas pekerja, berarti riset model pakaian apa yang sedang tren di kalangan ini.
Riset pasar akan menentukan produksi barang, cara pemasaran, dan branding di masyarakat. Riset bisa dilakukan dengan menyebar angket pada kenalan, keluarga, saudara, teman-teman. Agar menjangkau responden lebih luas, angket bisa disebarkan menggunakan iklan di media sosial.
Selain angket, riset pasar bisa dilakukan dengan survey langsung ke pusat-pusat perbelanjaan. Riset juga bisa dilakukan dengan memantau gaya pakaian artis-artis yang sedang naik daun. Biasanya para artis ini menjadi agent of fashion trend di masyarakat.
3. Budgeting
Tentuka anggaran belanja pakaian sesuai kemampuan. Pastikan anggaran ini sudah mencakup biaya-biaya lain tidak hanya biaya belanja pakaian. Dalam budgeting, ada penghitungan jumlah barang yang dibeli dan banyaknya pedagang yang akan diajak bekerja sama.
4. Jalin Kerja Sama dengan Produsen Pakaian, Pedagang, atau Reseller
Sebetulnya posisinya sama saja : pedagang karena tidak memproduksi pakaian sendiri. Supaya pasokan barang lancar dan perputarannya cepat, kita harus punya networking seluas mungkin.
Idealnya tentu saja bekerja sama dengan produsen pakaian. Kita juga bisa kasih masukan model pakaian yang sedang tren dari riset pasar yang kita lakukan. Langkah selanjutnya punya reseller untuk memperluas jangkauan pasar.
5.Tentukan Daerah Pemasaran
Dengan menentukan daerah pemasaran, kita bisa mengetahui kebutuhan masyarakat setempat. Misalnya di daerah dingin, masyarakat membutuhkan berbagai baju hangat dengan corak yang biasanya sesuai karakteristik masyarakat setempat. Contoh yang lain adalah kota pinggiran, kota satelit, kota transit, dan sebagainya.
6. Pastikan Legalitas Pabrik
Periksa legalitas pabrik yang akan menjadi partner bisnis. Unsur-unsur legalitas pabrik adalah akta pendirian, NPWP, Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI), Sertifikat Standar Industri Pakaian Jadi atau Konveksi.
7. Pendaftaran
Lakukan pendaftaran apabila sudah menemukan pabrik yang cocok. Setiap pabrik umumnya menerapkan syarat dan ketentuan berbeda.