Freelancer Wajib Tahu : Metode dan Tips Efektif Budgeting

metode budgeting
Image by Steve Buissinne from Pixabay

Setiap baca tips-tips kelola keuangan, sebagai freelancer, saya merasa tips-tips tersebut lebih cocok untuk pekerja berpenghasilan tetap setiap bulan. Sementara bagi saya yang penghasilannya tiap bulan sangat fluktuatif, budgeting ala pekerja tetap kurang cocok.

Para freelancer pasti sudah tangguh mengalami masa ketidakpastian pencairan honor hingga pekerjaan yang sudah masuk jadwal kerja dalam jangka waktu tertentu, mendadak dibatalkan.Sebagian freelancer ada yang sudah punya bargaining position kuat hingga bisa mengajukan tuntutan akibat wanprestasi yang dialami. Namun, sebagian lagi hanya bisa pasrah. Kelompok yang bisa pasrah ini banyak, termasuk saya,hehe..

Akibatnya, honor yang digadang-gadang akan dialokasikan untuk ini itu terpaksa dipending. Mending kalau alokasinya tidak mendesak. Bagaimana jika alokasinya untuk bayar utang yang sudah jatuh tempo? Duh, pasti banyak juga yang mengalami gimana rasanya mumet tujuh keliling cari solusi yang aman.

Ketidakpastian itu yang sering bikin kagok kalau mau menerapkan budgeting. Pada umumnya, mekanisme budgeting mendata total penghasilan yang diterima setiap bulan. Setelah itu, membaginya dalam berbagai pos sesuai persentase yang ditentukan. 

Baca juga Ciri Orang yang Duitnya Banyak di Bank, tapi Ngga Pamer

Sebenarnya banyak jenis budgeting yang bisa diterapkan dengan menyesuaikan kondisi pemasukan freelancer. Belasan tahun lalu, saya pernah baca bukunya Prita Ghozie. Judulnya Tetap Cantik, Gaya, dan Kaya Raya. Bukunya menarik. Prita yang latar belakangnya keluarga mapan juga berada menawarkan perspektif mempersiapkan dana pensiun dan asuransi juga investasi. 

Perspektif yang menginspirasi saya untuk berinvestasi demi masa tua bebas finansial. Inspirasinya saja yang saya ambil. Sementara cara dia menerapkan budgeting di bukunya menurut saya terlalu rumit. Apalagi dia pakai contoh gaji minimal 10 juta untuk budgeting. Waktu itu gaji saya masih 4 juta an. Saya jadi overthinking. Kejauhan nih pilih parameternya. 

Saya pun meninggalkan Prita. Sesekali saya masih baca tips-tipsnya di akun Zapfin, lembaga kelola finansial yang dia dirikan. Oh ya, saya belajar cara memilih investasi yang tepat untuk pemula pun dari ulasan ayahnya Prita di Zapfin juga. Meski bukan parameter finansial yang tepat untuk saya, konten-konten Zapfin tetap bermanfaat kasih insight saya kelola finansial.

Baca Apakah Kamu Termasuk Kelas Menengah? 

Selama belasan tahun trial and error menerapkan tips budgeting, baik sebagai pekerja berpenghasilan tetap maupun sebagai freelancer, saya menyimpulkan mekanisme budgeting yang umum digunakan pekerja tetap masih bisa diadaptasi freelancer. Bedanya, kalau pekerja tetap membagi pos-pos persensetase pengeluaran per bulan, freelancer membaginya setiap menerima honor. 

Tips Budgeting untuk Freelancer

1. Alokasikan setiap fee yang masuk ke pos-pos pengeluaran yang sudah ditetapkan

Mekanismenya budgeting freelancer ngga dikumpulin dulu trus dibagi-bagi. Karena untuk freelancer, nunggu kumpul dulu semua duitnya, waktu cairnya ngga sama. Ada berurutan dari minggu ke minggu hingga ada yang tidak pasti kapan cairnya, tapi tetep aja project-nya dikerjakan di tengah ketidakpastian kapan hilal tampak. 

Salah satu contoh, hari ini ada fee tulisan yang masuk. Jumlahnya Rp 487 ribu. Sesuai dengan tips pertama, 487 ribu langsung dibagikan ke pos kebutuhan, keinginan, dan utang.

Saya menyebutnya konsep dasar budgeting untuk freelancer. Jadi, setiap adda fee masuk, langsung dibagi per pos pengeluaran. Tidak peduli nominalnya kecil sekalipun. Semua ada harganya. Semua punya rumah untuk pulang alias pos pengeluaran.

2. Pilih metode budgeting yang sesuai

Bagaiman kita memilih metode budgeting yang sesuai dengan kondisi kita? Sebenarnya saya juga tidak punya tips pasti. Saya pakai mekanisme trial and error sih selama ini :D

Ada banyak metode budgeting yang bertebaran di dunia manajemen finansial. Saking banyaknya saya lupa merinci satu per satu. Berikut ini saya spill beberapa metode budgeting yang saya ingat saja ya.

  • 50% needs - 30% wants - 20% savings

Pada metode ini, yang termasuk kelompok needs adalah biaya sewa, biaya kebutuhan sehari-hari, belanja bulanan, bayar utang, asuransi, dan transport. Kelompok wants terdiri atas hobi, liburan, hang out, iuran langganan, kado, dan biaya perawatan rumah juga diri sendiri. Kalau kelompok savings sudah kebayang kan isinya apa aja? Yup, ada dana darurat, biaya masa tua, dan investasi.

  • 60% needs - 30% debt -  10% savings

Yang membedakan metode ini dengan sebelumnya adalah adanya pos khusus untuk membayar utang sebesar 30%. Persentasenya maksimal 30% yang kerap dibahas dalam perbincangan atau konten finansial management di medsos. Katanya, "Utang yang sehat tidak boleh lebih dari 30%."

  • 75% needs - 15% savings - 10% want

Metode budgeting yang ini memasukkan konsumsi, transportasi, sewa tempat tinggal, operasional harian, sedekah, dan iuran masuk dalam kelompok kebutuhan. Untuk kelompok tabungan terdiri atas dana darurat, dana kesehatan, piknik, dan sinking fund alias dana untuk belikan kado, dll. Nah yang 10% ini ternyata terdiri atas hobi dan upgrade skill. 

Apa pun metode budgeting yang dipilih, tetap langkah pertama membagi setiap fee yang masuk dalam pos-pos atau kelompok pengeluaran tersebut. Kadangkala karena kita yang pegang duitnya dan itu adalah duit kita, kita cheating tipis-tipis. Ada pos pengeluaran yang tidak sengaja tidak diisi demi mengisi pos lain yang diinginkan.

Pramoedya Ananta Toer, penulis masyhur di sejarah sastra Tanah Air, pernah bilang, "Sucilah sejak dari pikiran." 

3. Rajin mencatat pengeluaran setiap hari

Sekilas tampak sederhana, gampang banget lah catat pengeluaran setiap hari. Ternyata rutinitas selalu perlu effort. Tidak semua orang berhasil mendisiplinkan dirinya menulis pengeluaran setiap hari. 

Kadangkala sama sekali ngga sempet mencatatnya. Atau ketika mencoba pakai aplikasi, eh malah berasa lebih enak ditulis manual saja. 

Saya memilih mencatatnya di buku khusus. Ada kepuasan berbeda ketika melakukan jurnaling finansial. Mencatat belanja apa saja hari ini pakai pensil atau spidol warna-warni. Semacam healing meski harus berlapang dada semua makin mahal saja. 

Hal menarik dari aktivitas pencatatan ini lagi-lagi tentang jujur pada diri sendiri. Tak hanya itu, pencatatan pengeluaran harian  membuat kita lebih mengenali diri sendiri. 

Ternyata saya sukanya jajan. Ternyata uang abis untuk printilan. Ternyata latte factor mendominasi pengeluaran keluarga. Dan ternyata-ternyata lain yang cukup mengagetkan. 

4. Paylater bisa, tapi pakai dengan bijaksana

Paylater seringkali melenakan. Eksistensinya bisa memengaruhi mental. Semacam membuat kita merasa tetep punya duit untuk belanja apa saja. Padahal itu minjem dan harus dibayar. 

Kalau mepet banget, bisa dipakai. Tapi jangan semua dianggap mepet. Mumpung lagi diskon gede dan ngga sering ada diskon, beli aja dulu pakai Paylater. 

Mindset macam itu yang akhirnya membuat kita terbiasa pakai Paylater. Ini analoginya bersenang-senang dahulu bersakit-sakit kemudian. 

Pastikan saat menggunakan Paylater, kita sudah punya budget untuk membayarnya. Sebagai freelancer, sudah ada kerjaan fix yang honornya cair sebelum jatuh tempo. 

Kalau ngga ada, mending ngga usah pakai semua fasilitas Paylater. Mengabaikan itu, siap-siap hidup bakal kacau. Percaya deh! 

---

Budgeting bagian dari kecerdasan kita mengelola keuangan. Di dalamnya ada kebijakan juga kebajikan. Membenahi budgeting sama dengan membenahi hidup. Urusan uang yang tertib seharusnya bisa merapikan pikiran dan hati kita. Perjalanan finansial lebih jelas, mau ke mana, akan dibuat bagaimana, selanjutnya bagaimana. Idealnya sih gitu.. 


 


Mudahnya Top Up Voucher Game di Ujung Jari Pakai BRImo

Top up voucber mobile legend
canva.com


Siapa nih yang pernah kehabisan stok voucher game pas tengah malam? Atau pas mager banget ngga sempat keluar rumah beli voucher game? Sebenernya hari gini ngga ada alasan ngga bisa top up voucher game karena sudah tengah malam, pas mager, atau karena hujan lebat. 

Era digital memudahkan kita mengakses apa pun di kondisi apa pun. Dengan syarat sinyal internet lancar. Betul apa betul?! Saya pernah mengalaminya juga. Bukan saya sih yang main games, tapi anak saya. Pas lagi asyik main mobile legend, game favoritnya, tiba-tiba muncul notifikasi di layar ponselnya.

 "Voucher game kamu sudah habis!" 

Otomatis anak saya pengin cepet-cepet top up mobile legend. Hari gini semua serbainstan kan ya. Anak saya langsung cari solusi tercepat : minta ibunya top up voucher game. Solusi tercepat buat anak tentu minta bantuan orangtuanya :D

Awalnya saya bingung juga gimana nih caranya top up voucher game di aplikasi BRImo. Biasanya saya pakai #BRImo untuk transfer uang, bayar tagihan, dan belanja online. Saya ulik dulu semua fitur di aplikasinya. Masa aplikasi dari BRI isinya ngga komplet. Pasti ada fitur top up voucher game. 

Ngga pake lama, top up voucher ada di menu pembelian. Memang nih #BRImoMudahSerbaBisa. Tampilan aplikasinya juga ngga ribet. Saya bisa dengan mudah memilih top up diamond ml yang diperlukan anak saya. 

Setelah memilih nominal voucher, saya langsung diarahkan ke halaman pembayaran. Setelah memverifikasi beberapa informasi, pembayaran pun berhasil dilakukan dalam hitungan detik. 

Tidak butuh waktu lama, voucher game yang anak saya butuhkan sudah masuk ke akun Mobile Legends-nya. Ia tersenyum hepi. Ia bisa melanjutkan mabar tanpa interupsi kehabisan voucher lagi. Katanya lagi mabar bareng timnya Jess No Limit. Canggih juga ni anak. Kalau voucher game abis, tinggal top up voucher di BRImo. Semudah itu, seinstan itu. 

Yuk, Ramaikan BRImo FSTVL 2024

BRImo FSTVL 2024

By The Way, waktu top up voucher game mbl, saya sempat juga baca info #BRImoFSTVL 2024 di aplikasi BRImo. 

Penasaran, saya langsung deh baca-baca lebih lanjut. BRImo FSTVL 2024 ini ternyata sebuah program loyalti yang dipersembahkan untuk seluruh nasabah Tabungan BRI.

Event digital ini dimulai dari 1 Oktober 2024-31 Maret 2025. Bayangin aja, kita bisa ikutan berbagai aktivitas seru tanpa harus keluar rumah. Mulai dari games, kuis, hingga kesempatan buat menangin hadiah-hadiah menarik. 

Yang paling bikin saya tertarik adalah program-program yang ditawarkan. Ada dua program utama yang bikin saya nggak bisa lepas mata dari BRImo FSTVL 2024 ini:

1. Program Undian Berhadiah: Bayangkan aja, dengan rutin menabung dan melakukan transaksi menggunakan BRImo, kita punya kesempatan untuk memenangkan hadiah-hadiah keren. 

Mulai dari gadget terbaru, voucher belanja, hingga hadiah utama yang bikin geleng-geleng kepala. Siapa tahu, keberuntungan sedang berpihak pada saya, kan?

2. Program Direct Gift (Redeem BRIPoin): Setiap transaksi yang kita lakukan, baik itu transfer, pembayaran, atau top up saldo, kita akan mendapatkan BRIPoin. 

Nah, BRIPoin ini bisa ditukarkan dengan berbagai macam hadiah menarik. Makin banyak transaksi, makin banyak BRIPoin yang kita punya, dan makin banyak juga hadiah yang bisa kita dapatkan.

Apa yang Membuat BRImo FSTVL 2024 Istimewa?

BRImo FSTVL 2024 #BerlimpahHadiah langsung. Ada 1000 hadiah langsung buat nasabah setia BRI. Tidak hanya itu, nasabah juga bisa memenangkan hadiah utama, seperti BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha, dan kendaraan bermotor Vespa Primavera!

Pastikan juga kamu tidak melewatkan hadiah mingguan di Friday Deals! Untuk bisa mengakses semua itu, download BRImo dulu. Ini wajib banget ya! Selanjutnya perbanyak nabung dan tingkatkan transaksimu di BRImo FSTVL.

Siap semua, yuk, kita meriahkan keseruan BRImo FSTVL 2024! 

7 Tanda Orang Punya Uang Banyak di Bank (tapi Tidak Mau Pamer)

tips finansial
image by Mohamed Hassan from Pixabay
 

Kaya tidak selalu tentang mobil mewah dan pakaian branded. Sebaliknya banyak orang kaya yang hidupnya sederhana aja, nggak suka pamer. Mereka lebih suka hal-hal kecil yang berkelas daripada gaya hidup yang berlebihan.

Namun, jika kita perhatikan lebih cermat, ada beberapa tanda yang menunjukkan sebenarnya mereka tajir melintir. Kita bisa lihat mulai dari sikapnya yang tenang sampai cara mereka mengatur keuangan. 

Berikut ini 7 tanda yang bisa menunjukkan  seseorang itu punya banyak uang meskipun mereka gak suka pamer. Yuk, lanjut baca!

7 Tanda Orang Punya Uang Banyak di Bank (tapi Tidak Pamer)

1. Hidup Sederhana

Banyak uang bukan berarti harus pamer lewat gaya hidup. Konsep ini menjadi inti buku The Millionaire Next Door karya Thomas J.Stanley dan William D. Danko. Dua orang itu membahas kebiasaan dan perilaku orang-orang terkaya di Amerika.
     
Buku ini menunjukkan bahwa banyak miliarder yang menghindari gaya hidup mewah, seperti pakai mobil sport atau mengenakan pakaian-pakaian branded super mahal. Tentu saja pilihan tersebut sangat bertentangan dengan anggapan masyarakat umum tentang gaya hidup para miliarder.

Ketimbang bermewah-mewah, orang-orang kaya raya ini memilih investasi cerdas, hidup sederhana, dan memprioritaskan keamanan finansial. Mereka biasanya paham bahwa kebebasan finansial sejati bukan sekadar punya barang-barang mahal, melainkan keamanan dan kesempatan yang datang dari perencanaan keuangan yang cerdas.

Kamu kenal seseorang yang hidupnya nyaman, tapi ngga suka pamer? Bisa jadi dia punya banyak uang di bank meski gaya hidupnya biasa saja.
     
2. Tidak Direpotkan Urusan Nota Pembayaran

Urusan santai soal bill gini mengingatkan saya pada Fitri, teman saya. Dia santai banget soal duit. Suatu hari kami janjian brunch di salah satu kafe cukup mahal. Pas nota datang, dia langsung bayar tanpa lirik totalnya. Padahal waktu itu pesanan saya lumayan nominalnya. 
 
Yang lebih menarik lagi, dia tetap tenang setiap ada pengeluaran mendadak. Musti mendadak perbaiki mobil atau tagihan medis, sebagian contohnya. Mulanya saya kira dia memang tipe cuek. Ternyata lama-kelamaan saya baru ngeh kalo dia punya tabungan yang lebih dari cukup. Makanya ngga pernah repot kalo ada pengeluaran mendadak dalam jumlah besar. Demikian juga kalau hang out musti bayar nota dengan nominal signifikan.
 
3. Pengalaman Lebih Penting daripada Barang

Ada yang bilang kalau punya duit, kamu bebas meluangkan waktu untuk semua hal yang kamu anggap penting. Buat banyak orang kaya, pengalaman jauh lebih penting ketimbang barang-barang. 
 
Sebuah penelitian di Journal de Possitive Psychology menemukan bahwa orang yang meluangkan uangnya untuk pengalaman daripada barang cenderung lebih berbahagia. Mereka merasa uangnya lebih bermanfaat.
 
Travelling, rutin hadir di acara budaya, atau sekadar ngobrol dengan sahabat atau keluarga biasanya menjadi pilihan mereka. Manfaatnya jauh lebih banyak bagi mereka ketimbang belanja gawai terbaru atau barang mewah. 
 
Orang-orang kaya yang memilih hidup sederhana memahami bahwa nilai menciptakan pengalaman berkesan dan bahagia melampaui kepuasan sementara belanja barang-barang mewah.
 
4. Punya Konsultan Keuangan
 
Tidak semua orang kaya raya mempunyai konsultan keuangan. Namun, hampir semua orang yang punya uang banyak di bank dipastikan punya konsultan keuangan. 
 
Punya konsultan keuangan artinya kita tidak hanya punya uang untuk dikelola, tetapi juga punya uang berlebih untuk membayar orang lain yang mengelolanya. Para profesional ini ada untuk membantu klien mereka memaksimalkan kekayaannya. 
 
Jadi, sudah bisa disimpulkan kalau seseorang punya konsultan keuangan, kemungkinan besar mereka mapan secara finansial. 

5. Tidak Kenal Istilah Tabu Bahas Uang

Biasanya di keluarga Indonesia, bahas uang dianggapp tabu. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Gaji kamu berapa? Rumah ini harganya berapa?" dianggap kasar atau tidak sopan. Ternyata pola pikir semacam ini ngga lazim di kalangan orang-orang kaya lho.

Saya perhatikan, orang-orang yang punya banyak uang di bank rata-rata satai aja bahas soal keuangan. Mereka terbuka soal investasi, properti, bahkan cuek aja cerita tentang kesalahan keuangan yang pernah dilakukan. 

Jadi, tanda kondisi finansial seseorang sangat baik bisa dilihat dari terbukanya ia membahas uang dan masalah keuangan yang pernah ia alami atau bahkan sedang dialami.

6. Menghargai Waktu
 
Satu-satunya hal yang tidak bisa dibeli oleh uang adalah waktu. Mereka yang isi tabungannya melimpah seringkali menghargai waktu.  Pemahaman ini umumnya terefleksikan dalam pendelegasian pekerjaan. 

Biasanya mereka mengalihdayakan tugas yang bisa mereka lakukan sendiri, tapi mereka memilih mendelegasikannya pada orang lain. Beberapa contohnya belanja daring, memasak, membersihkan rumah, atau merawat tanaman.

     
 

KBA Maluku Utara Fokus pada 4 Pilar Utama Berdayakan Masyarakat Kota Ternate

Saya selalu antusias setiap membaca informasi tentang Ternate, Maluku Utara. Apa pasal? Karena kota itu menjadi bagian dari perjalanan hidup saya di awal menikah. Enam belas tahun lalu saya sempat tinggal di kota berjulukan Kota Pala ini. Kebetulan ketika sedang membaca daftar KBA, terselip satu nama KBA Maluku Utara, Togafo, Ternate.

Wow! Ada Kampung Berseri Astra di Ternate. Ini apresiatif sekali. Apalagi dari seluruh daftar provinsi juga kota/kabupaten yang ada di daftar tersebut, hanya ada satu KBA dari Maluku Utara. Lokasinya di Ternate pula. Ini pencapaian yang layak diacungi jempol. Bermula dari informasi tersebut, saya semakin tertarik lagi  membaca referensi lebih banyak seputar KBA Maluku Utara. Apa yang istimewa dari Togafo sebagai tempat mulanya KBA tersebut?

Kampung Berseri Astra Maluku Utara Fokus pada 4 Pilar Utama

FYI, Kampung Berseri Astra merupakan program yang digagas dan dikembangkan  PT Astra International Tbk. Tujuannya  mengembangkan desa-desa terpilih di seluruh Indonesia menjadi kampung yang sejahtera dan mandiri. Caranya terntu saja melalui berbagai inisiatif sosial dan lingkungan.

Kampung Berseri Astra Maluku Utara terpilih karena mempunyai potensi yang bagus untuk dikembangkan menjadi Kampung Berseri Astra. Program itu bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif melalui pengembangan berbasis komunitas.

Berikut ini beberapa program kerja utama Kampung Berseri Astra di Togafo, Ternate:

  1. Pendidikan: Pembangunan dan perbaikan fasilitas sekolah, penyediaan buku dan perlengkapan belajar, serta pelatihan bagi guru-guru.  Program ini juga mencakup beasiswa bagi siswa berprestasi yang kurang mampu.

  2. Kesehatan: Penyediaan layanan kesehatan gratis, seperti pemeriksaan kesehatan rutin dan penyuluhan mengenai gaya hidup sehat. Program ini juga mencakup pembangunan fasilitas kesehatan, seperti posyandu dan klinik desa.

  3. Lingkungan: Pengelolaan sampah dan penghijauan desa, termasuk penanaman pohon dan pembuatan taman. Mereka juga mengadakan kampanye kebersihan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat setempat.

  4. Kewirausahaan: Pelatihan dan pendampingan bagi warga desa untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah. Program ini juga memberikan bantuan modal serta akses ke pasar untuk produk-produk lokal.

Salah satu keberhasilan program ini di Maluku Utara adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat. Dengan adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, serta dukungan dalam pengembangan ekonomi, masyarakat dapat hidup lebih sejahtera dan mandiri.

Kampung Berseri Astra juga berhasil menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau

. Kondisi lingkungan tersebut pada akhirnya meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.

Program ini menunjukkan kerja sama antara perusahaan dan masyarakat bisa menghasilkan perubahan positif yang signifikan dan berkelanjutan. Pelatihan yang diberikan kepada para perempuan di Togafo menjadi semacam kail bagi mereka membantu perekonomian keluarga. 

Salah satu pelatihan yang sudah dilakukan adalah mengolah pala sebagai hasil bumi khas Ternate. Pala yang sebelumnya hanya diolah sebagai manisan, kini bisa diolah menjadi aneka cemilan. Tak hanya itu, sirup pala dengan beragam khasiatnya semakin mudah dijumpai di berbagai gerai penjualan di Kota Ternate.

Wajib Tahu! 5 Tanda Kamu Bukan Kelas Menengah

Ciri-ciri Kelas Menengah

Setahun terakhir ini kelas menengah dikupas habis-habisan. The middle class terancam miskin kalau pemerintah tidak mengubah banyak kebijakan finansial. Karenanya, masyarakat kelas menengah juga para pengamat ekonomi mendesak pemerintah untuk lebih peduli kelompok ini. Tujuannya tentu saja demi stabilitas perekonomian negara.

Peran penting kelas menengah menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Dialog Ekonomi 2024 yang dihadiri para Menko Perekonomian pada periode-periode pemerintahan sebelumnya.

"Kelas menengah Indonesia menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena konsumsi kelompok ini tumbuh sekitar 12% setiap tahun sejak 2002, dan mewakili hampir setengah dari total konsumsi rumah tangga nasional,” ungkap Airlangga Hartarto.

Pada umumnya, tingkat pendidikan bisa menentukan kita ada di kelas sosial yang mana. Bahkan ada yang bilang pendidikan bisa meningkatkan status sosial seseorang. Nah, apakah tingkat pendidikan linier dengan kondisi finansial untuk menentukan kita ada di kelas menengah?

Baca juga Langkah Awal Investasi Saham

Kalau selama ini kamu merasa termasuk kelompok kelas menengah, coba cek dulu 5 tanda berikut. Apakah ada yang sesuai? Kalau lima tanda itu sesuai dengan kondisimu, mohon maaf, kamu bukan kelas menengah. Sabar ya, say..

5 Tanda Kamu Bukan Kelas Menengah

Bisa masuk kelas menengah bagi sebagian orang adalah impian. Sayangnya, meskipun gaya hidup sudah di-upgrade sedemikian rupa, dompet kita bisa punya cerita berbeda.

Misalnya nih, kita semangat banget belanja di mall. Kita yakin punya duit banyak atau cukup untuk jajan dan belanja. Eh, pas akhir bulan, kita baru sadar kalau duit kita sudah habis untuk bayar berbagai tagihan. Saya yakin banyak banget warga Indonesia yang mengalami ini. Struggle di akhir bulan karena dana makin cekak, tapi kebutuhan ngga berkurang banyaknya.

1. Utang Lebih Besar daripada Pemasukan

Biasanya rumah tangga kelas menengah punya cukup uang untuk kebutuhan pokok dan tabungan masa depan, tanpa harus pakai kartu kredit atau pinjaman alias paylater.

Kalau kmu sering pakai kartu kredit atau paylater untuk beli makanan atau bayar tagihan bulanan dan tanpa rencana langsung bayar lunas. Perilaku semacam ini juga menandakan kalau kamu mungkin sedang kepepet banget secara finansial.

Banyak orang berpikir sudah punya rumah atau punya pekerjaan bagus dengan gaji tinggi merupakan tanda ia termasuk kelas menengah. Kalau harta itu dibebani utang yang banyak, kondisi keuangannya sebenarnya tidak sekuat itu. Demikian pandangan Dennis Shirshikov, Profesor Keuangan di City University of New York.

2. Tidak Punya Dana Darurat

Kalau tiba-tiba harus keluar uang sekian juta untuk biaya berobat atau benerin kendaraan di bengkel lalu kebutuhan itu membuat keuanganmu kacau, itu tandanya kamu belum sekuat orang kelas menengah.

Shirshikov menjelaskan banyak orang merasa sudah menjadi bagian dari kelas menengah karena penghasilan atau gaya hidupnya. Mereka melewatkan betapa pentingnya dana darurat untuk keamanan finansial yang sebenarnya.

"Tidak punya tabungang membuat kita rentan pada masalah finansial. Kondisi demikian menjadi tanda yang kuat kalau kamu belum masuk kelas menengah,"ujar Shirshikov.

3. Hidup Pas-Pasan padahal Gaji Lumayan

Percaya nggak kalau banyak orang yang gajinya lumayan, tapi tetap hidup pas-pasan. Salah satu penyebabnya adalah lifestyle creep. Itu sebutan untuk kebiasaan yang suka ngikutin gaya hidup orang lain, padahal sebenernya nggak mampu.

Selain itu, ada juga yang memilih berutang. Pilihan semacam itu membuat kita terjebak dalam lingkaran setan. Kita pakai kartu kredit atau paylater untuk membeli barang yang tidak penting. Selanjutnya kita bayar pakai bunga yang makin lama makin menumpuk.

4. Tidak Punya Asuransi Pensiun

Orang-orang di kelas menengah biasanya ikut asuransi pensiun. Kalau kamu sama sekali nggak punya asuransi pensiun atau hanya iuran sesekali, sebenarnya finansialmu tidaklah seaman seperti yang kamu pikirkan.

Apalagi kalau penghasilan kita tinggi, tapi tidak memprioritaskan keamanan finansial jagka panjang. Itu tanda bahaya," tandas Shirshikov.

Rumah tangga kelas menengah biasanya menyisihkan uang untuk masa depan. Kalau tidak ada tabungan pensiun, itu bisa jadi pertanda kalau kita tidak sesejahtera yang kita pikirkan.

5. Gaji Lumayan tapi Tidak Bisa Menabung

Nominal gaji di atas UMR ternyata tidak selalu menjamin kamu termasuk golongan kelas menengah. Eh gimana maksudnya? Coba kamu cek sebagian besar gaji habis untuk apa?

Kalau sebagian besar gajimu habis untuk biaya hidup sehari-hari, bayar utang, atau gaya hidup yang makin mahal, bisa jadi kamu hidup dari gaji ke gaji.

Shirshikov bilang, "Kalau kamu merasa gaji langsung habis begitu aja tanpa bisa menabung, investasi, atau persiapan pensiun, mungkin kondisi keuangan kamu belum stabil seperti yang biasanya dimiliki oleh kelas menengah," kata Shirshikov.

Hm.. Masalahnya sekarang sebagian besar kelas menengah memang sedang awur-awuran kondisi finansialnya. hidup dari gaji ke gaji masih mending. Ini malah banyak yang hidup dari makan tabungan saking roller coasternya kondisi perekonomian di Indonesia saat ini.

Anyway, setidaknya 5 tanda tersebut bisa jadi parameter kondisi keuangan yang sehat. Gimana kondisi keuangan kalian, gaes? Apakah masih termasuk standar kelompok kelas menengah atau sudah drop out? Waktunya jujur pada diri sendiri. Yuk, cek daleman finansial kita. Salam :)